Menjadi Juri Lomba Blog
Pengalaman menjadi juri blog ini aku mulai setelah aku meraih juara 1 lomba blog PGRI pada hari Sabtu, 18 Oktober tahun 2021. Sejak saat itulah pemenang lomba blog 1,2,3 diminta Omjay untuk naik kelas menjadi Juri Lomba Blog.
Awalnya aku tak mengerti tentang trik apa saja yang digunakan dewan juri saat menentukan juara blog. Hal ini ternyata bisa dilihat dari aturan atau ketentuan lomba blognya.
Sebagai contoh;
Ketentuan lomba adalah
a. menggunakan huruf Times new roman, tapi peserta menggunakan huruf yang lain maka otomatis langsung tereliminasi.
b. Jumlah kata minimal 300 kata, si peserta hanya mampu menulis 290 kata, maka tereliminasi juga.
c. Profil penulis wajib tapi peserta lupa mencantumkan. Hal ini juga langsung masuk eliminasi.
d. Isi naskah, apakah nyambung dengan tema yang ditentukan? Apakah bahasanya mudah dimengerti? Jika iya, langsung masuk rentang penilaian.
e. Penampilan blog yang menarik juga menjadi salah satu penilaian dewan juri loh. Jadi buatlah blog yang menarik hati yah.
Pengalaman menjadi juri adalah sebuah pengalaman baru. Aku sangat bersyukur bisa berpartisipasi sebagai juri untuk membantu menentukan pemenang lomba blog dan Ibu Rita Wati keluar sebagai pemenangnya.
Mungkin, perasaan bahagia Bu Rita sama sepertiku saat memenangkan lomba blog kala itu. Ada rasa haru yang menggebu, tak menyangka diri bisa mengukir prestasi hingga meraih juara 1 lomba blog.
Sebagai juri yang masih pakir ilmu, aku banyak belajar dari Pak Roni bagaimana mengeliminasi satu persatu tulisan yang tidak memenuhi ketentuan penilaian. Itu bisa mengurangi penilaian khusus bagi peserta yang memang naskahnya sudah lengkap dan memenuhi persyaratan.
Setelah mendapatkan pengalaman pertama menjadi juri blog, Omjay kembali mengundangku sebagai juri lomba blog untuk kedua kalinya aku merasa bersyukur atas kesempatan yang diberikan Omjay. Dengan menjadi juri, aku dapat belajar membaca seluruh tulisan peserta dan tentu saja pengalamanku semakin bertambah. Â
Pengalaman menjadi juri sebuah pengalaman yang tidak pernah terlupakan. Sayang kalau pengalaman ini tidak diabadikan dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, aku menuliskan kisah ini untuk menuntaskan tantangan KMAC DAY19.