Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Persidangan Nyamuk

30 Juli 2017   20:30 Diperbarui: 30 Juli 2017   20:35 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tersangka yang dihukum mati karena membunuh seekor nyamuk itu kini menghadapi sidang pengadilan pertamanya,wajahnya tiba-tiba murung dan sikapnya menjadi lemah lugu dihadapan Hakim.

"Mengapa kamu tega membunuh nyamuk yang tidak berdosa itu,Pak" Tanya Pak Hakim

"Aku tidak membunuhnya,aku hanya menepuk tanganku saja karena dia tidak ijin dulu saat hinggap ditanganku,Pak." Pembelaan dari Tersangka

"Terus kenapa kau menepuk tepat ditubuhnya,dia mati dengan membawa calon bayi nyamuknya asal kau tahu yah!" Kata Pak Hakim

"Kamu kena pasal berlapis,membunuh dengan perencanaan dan membunuh calon bayi nyamuk." Pak Hakim mengejar dengan pasal-pasalnya.

Tersangka memandang wajah Hakim dengan nyinyir seolah dirinya kebal dengan hukum.Tetapi memang bukan bualan semata,Dia benar-benar kebal hukum.Tidak ada Hak Asasi Hewan sehingga seekor nyamukpun tidak bisa membela diri.Tersangka tiba-tiba tertawa lepas dengan congkaknya.

Hahahaha.. Dasar Nyamuk Goblok,salah sendiri hinggap ditanganku..

Keluarga nyamuk yang datang ke pengadilan kasus itu,mereka mengelus dada tanda trenyuh.Wajah-wajah mereka memelas sedih,air mata menguncur deras,sautan-sautan bunyi nyamuk itu kini menggema memenuhi ruangan pengadilan itu sedangkan kening tersangka tiba-tiba mengkerut memerah.Wajahnya memerah darah seolah-olah akan menyemburkan darah muncrat .

"Diam...Diam..Semuanya.. Atau kalian aku semprot pakai semprotan nyamuk.." Ucap Tersangka

"Dasar manusia bedebah! Apa salah kami bersuara, apa cuma kalian yang boleh bersuara. Nyanyi-nyanyi di mana-mana. Bahkan kalian nyanyi di rumah kami. Tetapi kami tetap tahan,kalian memang penjahat" Ucap salah satu nyamuk yang duduk di kursi paling depan paling kiri.Dia tidak setuju ulah manusia yang sering bersuara dengan nyaring dengan nada tinggi,sangat tidak kompatibel dengan suara nyamuk yang sangat lirih.

Pak Hakim yang bertingkah tak selayaknya hakim itu malah kini sedang makan nasi kuning.Sangat lahap dan serakah karena hampir sepiring penuh nasinya sedangkan air minumnya segelas es teh manis dengan air yang penuh. Saking lahapnya Pak Hakim makan sampai tidak menghiraukan keberadaan keluarga nyamuk dan tersangka yang sedang duduk di kursi panas itu.Kakinya diangkat ke kursi,Nyam..Nyam.. Sangat lahap sekali.Namun Pak Hakim ini juga ceroboh,ada tiga butir nasi yang jatuh ke tanah. Nasi yang jatuh itu kini sedang diserbu kawasan semut yang sedang menonton sidang pengadilan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun