"Bujubusyet! Saya tidak tahu dan tidak bisa hal begituan pak. Saya orang awam tulen. Ndeso pula pak."
"Tidak harus tahu dan juga tidak harus bisa kok Mas Hasanudin. Yang penting kita tampilkan seolah-olah kita bisa ilmu ghaib. Dan juga dikarenakan konotasi dukun itu jelek di masyarakat. Kita jangan memakai kata itu. Kita memakai kata "ilmu hikmah". Dan Mas Hasanudin jangan berpenampilan seperti dukun jaman dulu. Memakai baju serba hitam. Itu kuno. Sekarang berbusanalah  seolah Mas Hasanudin itu seorang guru spiritual tingkat tinggi. Rambut Mas Hasanudin harus digondrongin. Jenggot juga ya."
"Sepertinya menarik, silakan lanjutkan Pak"
"Oke. Untuk hal itu. Saya bawakan Mas Hasanudin tiga buku untuk dipelajari. Satu, buku tentang ilmu sulap. Cara sulap mengeluarkan sesuatu dari tubuh atau memasukan sesuatu ke dalam barang. Nanti kita sinkronkan misalnya paku dan pecahan kaca yang keluar dari badan, belatung keluar dari badan, atau misalnya  keris masuk ke dalam kelapa dsb itu bisa dipelajari caranya lewat sulap.  Kedua, buku tentang alam ghaib. Disana ada pembahasan soal pelet. Misalnya semar mesem, mani gajah, jangjawokan, Kumbang Ali-Ali, Jolosutro dsb atau Santet misalnya santet kuyang, susuk konde, pelesit matimang dsb. Dan buku ketiga yaitu buku sholawat. Nanti Mas Hasanudin hafalkan. Harap Mas Hasanudin ketahui bahwa satu-satunya hal yang bisa mengamankan bisnis kita adalah agenda kita harus dibungkus dengan hal yang berbau Agama. Citra sangat penting. Sekali itu hilang akan gawat buat ke depannnya. Untuk itu Mas Hasanudin harus bersifat yang sopan dan baik."
Akhirnya mereka sepakat untuk bekerja sama. Membuat konten tentang hal ghaib di Youtube. Disepakati juga bahwa pertemuan kedua setahun dari hari ini dengan tujuan agar rambut Mas Hasanudin sudah gondrong dan tumbuh jenggot dan untuk urusan istri yang sedang lumpuh disepakati bahwa akan segera dibawa ke dokter di luar kota karena menunggu setahun tanpa kejelasan tentu ditolak Hasanudin. Nama Hasanudin diganti. Kini dipanggil Gus Hasan Badawi dan tidak lupa harus memakai busana jubah dan surban khas Ulama agar citra guru spiritual tertanam di hati para penonton.
Bulan berganti bulan.. Setahun berlalu..
Hasanudin dan tamu misteriusnya kini berkumpul kembali. Mereka berkumpul dengan banyak orang. Tim. Mereka hendak membikin konten youtube. Ada yang spesialis kameramen, editing, ada juga yang ditugaskan seolah-olah jadi dukun santet untuk nanti adu sakti dengan Gus Hasan Badawi, ada yang spesialis pemasaran yang kerjanya membagikan mengkomen agar chanel youtubenya banyak yang menonton.
Konten pertama dibuat. Judulnya "Gus Hasan Badawi ditetor Dukun Santet! Mencengangkan!" Chanelnya bernama "Padepokan Hikmah Sejati asuhan Gus Hasan Badawi"
Suasana malam hari. Sepi. Mencekam. Hanya ada suara hewan malam yang bernyanyi. Bermodalkan senter sebagai pencahayaan Gus Hasan Badawi didatangi dukun santet.
"Sini kau Gus Hasan. Saya tantang adu ilmu sakti. Siapa yang lebih sakti saya Ki Amuk Bedugul atau kau Gus Hasan.." ucap Ki Amuk Bedugul sambil memperagakan silat
Sementara itu terlihat Gus Hasan sedang memutar- mutar tasbehnya dan ditangan kirinya memegang botol berisi air. Â Sambil berucap sholawat. Kemudian Gus Hasan menyemburkan air yang dibawanya itu ke hadapan Ki Amuk Bedugul lalu sejurus kemudian Ki Amuk Bedugul terpelanting ke belakang. Ambruk. Pingsan. Kalah.