"Siapa yang menghidupkan bulan Ramadhan (dengan puasa atau ibadah) dengan iman dan mengharap pahala dari Allah Swt maka diampuni dosanya yang telah lalu, dan siapa yang menghidupkan (beribadah) malam lailatul qadar dengan iman dan mengharap pahala dari Allah subhanahu wata'ala maka diampuni dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketika saya membaca hadits ini. Saya membayangkan betapa beruntung dan bahagia kita ditakdirkan Allah memeluk agama Islam. Betapa beruntung dan bahagianya  kita punya panutan Baginda Rosululloh SAW. Seakan-akan hadits ini seperti hadiah yang agung sebab ada unsur tentang diampuni segala dosa.
Kenapa seperti hadiah yang agung ? Saya menganalogikan misalnya ada orang divonis penjara puluhan tahun atau divonis hukuman mati, pasti ada rasa menderita dan sengsara disitu. Lalu bayangkan jika tiba-tiba misalnya vonis hukuman mati itu dibatalkan lalu dirubah menjadi divonis bebas, maka pasti kita akan bahagia tiada tara. Senang sekali.
Itu baru vonis di dunia. Sedangkan di hadits itu, kita diampuni segala dosa yang telah lalu. Artinya kita divonis bebas dari segala dosa yang telah kita lakukan.Â
Maka mestinya kita bahagia sekali setelah membaca hadits itu. Syaratnya adalah kita harus benar-benar iman kepada Allah. Harus yakin ke Allah. Kita harus yakin bahwa Allah Maha Pengampun dan Maha Penerima taubat. Â Dan juga kita harus mengisi Ramadhan ini dengan ibadah -- ibadah sebagai komitmen kita dalam bertaubat dan meminta ampun.
Semoga kita semua di momen Bulan Puasa ini mendapat predikat sebagai orang -- orang yang akan diampuni oleh Allah. Aamiin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI