Di Gua Hira pertapaan yang diberkahi itu
setelah menyingkirkan diri dari udara hitam zaman
Malaikat  datang menyala terang benderang, suci dan hangat
Sang Muhammad  "al amin" yang hatinya gerimis. Wajahnya bercahaya. Bergetar penuh bimbang dan harap
Malaikat itu tegas menuntun. Tak kenal ampun
Tak lelah -- lelah sodorkan Firman Tuhan
"Bacalah dengan menyebut Nama Tuhanmu yang menciptakan"
"Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah"
"Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Mulia"
"Yang mengajar manusia dengan pena"
"Dia mengajarkan manusia apa -apa yang tidak diketahui manusia"
Malaikat itu mendekap erat sampai ia lelah berkeringat
Pulang dengan langkah berderap membawa hati tergoncang
Cepat -- cepat meminta selimut pada Khadijah
Di hari itu dimana kegelapan akan sirna dan cahaya akan terpancar seisi bumi tanpa disulut oleh apapun. Cahaya diatas cahaya.
Khadijah sang penyelamat berkata dengan penuh kasih dan cinta. Niscaya gemetarlah udara.
"Tidak.. Tidak.. Demi Allah... Allah tidak akan menjadikan engkau bersedih sama sekali. Engkau adalah orang yang suka bersilaturahim, menghormati tamu, suka membawa beban sendiri, dan menolong orang-orang yang tertimpa musibah"
Bumi dan seisinya menangis penuh bahagia
Hari yang dinantikan itu datang jua