Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Adakah Hari Kasih Sayang di Islam?

14 Februari 2022   07:43 Diperbarui: 14 Februari 2022   08:18 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perayaan Valentine Day yang bertepatan pada tanggal 14 Februari memang bukanlah budaya dari Islam. Ini bisa kita lacak dari sumber sejarah  dimana ternyata banyak versi mengenai hal itu. Misalnya Versi St. Valentine Dan Claudius II, versi Festival Lupercalia dan versi Romawi Kuno mengenang Juno yang dianggap dewa dewi Romawi. Semua versi ini tanda terang benderang bahwa muara budaya ini memang berasal dari Barat. Saya tidak akan bicara halal haram merayakan hal itu, saya ingin membuka hal lain. Ternyata Islam juga punya sejarah kasih sayang yang jauh lebih luas daripada sejarah Valentine Day.

Valentine Day yang diklaim hari kasih sayang ini jika saya boleh mengkritik masih berkutat pada dimensi cinta paling kecil manusia yakni urusan percintaan antar lelaki dan perempuan (hanya soal asmara ) belum masuk dimensi yang lebih luas yakni kasih sayang antar manusia. Memanusiakan manusia. Mencintai manusia. Memuliakan manusia. Jadi, Valentine Day lebih pas kita sebut hari kasih sayang antar pasangan dan keluarga karena dimensinya memang sebatas itu.

Umat Islam punya sejarah kasih sayang yang jauh lebih luas dan dalam melebihi kasih sayang yang hanya soal asmara dan keluarga belaka yakni sejarah Fathu Makkah yang diabadikan dalam Al Qur'an sebagai Fathan Mubina, kemenangan yang nyata, terjadi pada Bulan Ramadhan, tepatnya pada tanggal 10 Ramadhan tahun ke-8 Hijriyah. Pasukan Islam dari Madinah merebut kembali kota Makkah. Diizinkan Allah memperoleh kemenangan besar. Ribuan tawanan musuh diberi amnesti massal.

Rasulullah berpidato kepada ribuan tawanan perang: "...hadza laisa yaumil malhamah, walakinna hadza yaumul marhamah, wa antumut thulaqa....". Wahai manusia, hari ini bukan hari pembantaian, melainkan hari ini adalah hari kasih sayang, dan kalian semua merdeka kembali ke keluarga kalian masing-masing. 

Orang kafir Quraisy yang mengira bahwa mereka akan dibantai, dibunuh, menjadi tawanan perang, menjadi budak dan berbagai kengerian kekalahan perang lainnya justru pada hari itu Rosululloh memuliakan mereka. Memanusiakan mereka. Tidak ada pembantaian. Tidak ada pembunuhan. Sanak keluarga yang lama berpisah berkumpul kembali. Tangis haru kebahagiaan terdengar dimana-mana.  

Inilah akhlak yang agung dari Rosululloh SAW beliau memanusiakan manusia dan memuliakan manusia padahal sebelum Fathu Makkah yakni era Rosululloh dakwah di Makkah beliau dicaci maki, dihina, dilempari kotoran binatang tetapi Rosululloh tidak dendam, beliau membalas mereka dengan Fathu Makkah. Tidak ada sejarah umat manusia dalam dimensi kasih sayang melebihi hari itu. Maka hemat saya, Fathu Makkah itulah sebenar-benarnya hari kasih sayang sebab urusannya bukan soal asmara tetapi antar manusia dan kemanusiaan. Allahuma sholli'ala Muhammad.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun