Momen lebaran identik dengan momen halalbihalal yakni saling maaf memaafkan sesama manusia. Saya teringat cerita sahabat Nabi yang oleh Nabi dikabarkan sebagai laki-laki penduduk surga. Singkat cerita ada sahabat lain yang bernama Abdullah bin Amr yang penasaran amalan apa amalan seperti apa sampai Nabi mengatakan bahwa lelaki itu penduduk surga.Â
Tiga hari tiga malam diikuti ternyata amalnya biasa saja. Sholatnya biasa saja, dzikirnya biasa saja, sholat malam juga tidak sehingga Abdullah bin Amr pun penasaran dan lantas bertanya, "Amalan seperti apa sampai -- sampai Rosululloh mengatakan bahwa engkau penduduk surga"
Dengan tawadhu lelaki itu menjawab. "Saya tidak punya amalan istimewa. Biasa saja. Hanya saja aku tidak pernah mempunyai rasa iri kepada sesama muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepada orang lain Dan saya selalu memaafkan kesalahan orang lain kepada saya saat saya mau tidur."
"Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang". (QS. Al Hasyr: 10)
Betapa luar biasanya sifat memaafkan. Betapa hebatnya orang yang mau memaafkan. Betapa beruntungnya orang yang tidak iri dengki kepada orang lain. Maka jika kita sinkronkan dengan momen HalalbiHalal ternyata kita juga harus meniatkan diri untuk siap memaafkan kesalahan orang lain.
Semoga dimomen halalbihalal ini, kita semua menjadi seorang yang  pemaaf yang siap memaafkan kesalahan orang lain dan menghindari sifat iri dengki karena ridho dengan semua pemberian Allah. Aamiin.
Purwakarta, 1 Syawal 1442 H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H