Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pintu-pintu Terjadinya Korupsi di Indonesia

17 November 2017   09:08 Diperbarui: 17 November 2017   10:40 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Untuk Pertama kalinya dalam sejarah di Indonesia,sebuah aib dan kejahatan kemunafikan besar dimana ada seorang pemimpin DPR menjadi DPO dan juga tersangka kasus korupsi.Pemimpin DPR yang seharusnya menjadi representasi dari rakyat artinya menjadi penyambung lidah rakyat dan juga mengerti apa dan bagaimana kemauan rakyat,malah diciderai dan didramatisir oleh dirinya sendiri.Tidak adanya rasa malu sehingga mau mengaku dan juga tidak adanya unsur untuk secara jantan sehingga malah membuat dagelan.Dimulai dari drama sakit sampai kini drama kecelekaan. Akankah drama ini akan berjilid-jilid ?

Kondisi semacam ini telah membuktikan kepada kita bahwa negeri ini diambang kehancuran dimana para tampuk kepemimpinanlah yang sebagai juru gedor kehancuran itu.Korupsi berjamaah,tidak malu berbuat korupsi,kebijakan yang menyengsarakan rakyat,kebijakan yang hanya berorientasi kepada partai dan sikap kemunafikan yang sering ditampilkan para politikus.

Sifat-sifat inilah yang menunjukan bahwa kepribadian politik kita adalah politik kemunafikan.Didepan seolah tampil bak "seorang nabi" dengan pakaian dan cara ngomong yang mengarah kesana tetapi dari belakang terus berusaha dengan amat jitu memperbaiki jurus-jurus untuk korupsi.Bagaimana harus lebih canggih cara korupsinya atau bagaimana supaya tidak ketahuan korupsinya,bila perlu suap Tuhan dan malaikatnya.

Bagi politikus munafikun,memang pandai dalam mengolah kata per kata seolah kata-katanya bersih tanpa cela.Tetapi kondisi semacam ini tidak disadari oleh mereka bahwa sebenarnya siapapun saja yang melakukan korupsi,mereka sedang masuk ke pintu neraka yang paling mengerikan.Tetapi pertanyaannya,apakah mereka percaya kepada neraka ? apakah mereka percaya adanya Tuhan ? Jika kesadaran tentang adanya Tuhan dan adanya neraka,pasti tingkah polah korupsi itu tidak pernah ada sebab sudah dikunci oleh kesadaran untuk menjadi orang baik versi Tuhan.

Dalam kaitannya politikus yang merangkap sebagai koruptor itu melakukan korupsi ternyata ada pintu-pintu menuju korupsi itu terjadi.Ada bagian-bagian dan kondisi yang harus mereka lalui sampai akhirnya mereka melakukan kejahatan ultrajahiliyyah yakni korupsi berjamaah.

Pertama,politikus koruptor itu adalah orang yang pintar secara akademis tetapi nol besar secara akhlak.Artinya pintu koruptor dibuka oleh sekolah-sekolah elit yang orientasi ada pada kecerdasan otak yang tidak diimbangi dengan kecerdasan akhlak.Pintupertama inilah yang seharusnya kita perbaiki bersama-sama supaya jangan ada lagi lulusan-lulusan pintar tetapi membodohi.Diperlukan kesadaran bersama membangun sekolah yang cerdas secara akhlak dan juga otak.Kombinasi ini harus dilakukan supaya tidak ada ketimpangan secara mental dan kepribadian dari orang tersebut.

Kedua,Adanya audisi/pemilihan yang dimenangkan oleh politikus koruptor.Inilah pintu kedua yang akan mereka lakukan yakni menyuap atau mengkibuli rakyat. Janji-janjipalsu supaya nanti dipilih,menyuap rakyat untuk nanti balik memalingi uang rakyat dan juga bagaimana tampil seperti orang baik lengkap dengan pakaiannya supaya dibilang orang baik.Kondisi ini harus disadari seluruh rakyat Indonesia khususnya yang sudah diberi hak untuk memilih. Jangan sampai ada lagi itu istilah kita mau menerima suap berapapun jumlahnya sebab akan berdampak pada nanti ke depan yakni akan muncul korupsi-korupsi,supaya rakyat jeli dan jitu dalam memilih wakil-wakilnya harus baik dan benar dan punya nilai kesantunan yang baik dimata masyarakat,jangan sampai tertipu pencitraan maka menilai sesuatu harus seobyektif mungkin.Pintu ini harus dijaga bareng-bareng yakni haram hukumnya kita menerima suap dan jangan mau memilih wakil-wakil yang memang sering melakukan pencitraan dan juga jangan sampai kita terjebak dalam janji-janji manis yang ujung-ujungnya pembodohan masal bagi rakyat.

Ketiga,Bernaung didalam partai.Kita harus mengakui bahwa partai adalah rumah besar bernaungnya politikus.Partai adalah baju perjuangan para politikus dimana istilah mereka itu berjuang untuk rakyat walau sebenarnya mereka sedang berjuang untuk partai.Partai saling rebut merebut kekuasaan.Jadi,partai dibuat bukan murni untuk mensejahterakan rakyat tetapi sebagai ajang audisi perlombaan rebutan kursi di pemerintahan. Pintu ini juga harus kita jaga bareng-bareng.Partai mana yang banyak korupsinya,partai mana yang isinya politikus munafik,partai mana yang orientasinya pada kesejahteraan partai.Padasebuah gambar,penulis melihat bahwa oranye adalah perpaduan warna merah dan kuning maka wajarlah jika kedua warna inilah yang sering terjerat KPK.Tetapi bukan berarti warna lain juga tidak korupsi,hanya saja warna merah dan kuning memang sudah melakukan big bangkorupsi dari jaman dahulu kala.

Dari penjelasan ini,sebagai rakyat kita harus menilai ini secara obyektif artinya yang kita perlukan dari partai adalah program-program dan janji-jani yang harus ditepati.Kita harus berkonsentrasi pada kedua hal ini sebab kedua hal inilah yang sampai kepada kita.Sedangkan penilaian secara subyektif dengan mendukung politikus atau partai politik hanyalah kebodohan kita sebab mereka ada itu untuk berebut nasi di kekuasaan.Jadi,kita harus pandai menilai secara obyektif.Politikus mana yang terbukti baik,politikus mana yang hanya pencitraan,politikus mana yang hanya sibuk ngomel dan lain sebagainya.Pembuktian ini tidak bisa dilakukan secara satu jalur karena politikus menyimpan alur-alur strategi.Harus ada cek and balance di setiap politikus dan partai politik.

Keempat,Partai kuat maka perebutan kekuasaan semakin kuat.Jika partai sudah kuat secara jumlah dan tingkat korupsinya, maka sudah tidak akan bisa dilawan.Yang kena paling-paling hanya bagian kecil saja sedangkan kekuatan partai itu tetap kokoh.Lagi-lagi kita harus menyadari hal ini.Yangpaling bijak dan benar memang seharusnya lembaga DPR itu tidak ada anggota politikus partai artinya lembaga DPR harus bersih dari kepentingan partai dan murni memperjuangkan rakyat.Sebagai rakyat kita perlu memperjuangkan hal ini sebab cara inilah yang paling ampuh untuk melemahkan kekuatan partai yang orientasinya hanyalah kekuasaan.

Kelima,Harus ada hukum yang kuat.Kita harus mengakui bahwa undang-undang kita telah melenceng jauh dari UUD 45,sudah diamandemen sesuai kepentingan partai,sudah dilukai dan diciderai kepentingan-kepentingan.Bahkan hukum yang katanya "tajam kebawah dan tumpul ke atas" memang benar adanya.Lihatlah bagaimana kasus pembuat meme langsung dihukum oleh kepolisian sedangkan dedengkot koruptor masih saja bisa membuat drama.Apakah kepolisian sudah tidak bersikap adil lagi ? Apakah kepolisian bisa dibayar oleh orang-orang besar ? Pertanyaan ini tidak perlu dijawab ditulisan ini tetapi jawablah dengan kejadian-kejadian yang terjadi di masyakarat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun