[caption id="attachment_192558" align="alignleft" width="366" caption="problems figures"][/caption]
Kelemahan sering dijadikan suatu dasar untuk penolakan, sesuatu yang harus ditutupi, lahirnya suatu kritikan muasalnya pun biasanya dari sini. Disadari atau tidak seseorang lebih banyak belajar dari kelemahan diri sendiri atau orang lain, kalau tidak tak mungkin ada masalah (baca opportunity)!!!
Seorang teman memberi kabar, bahwa dia berencana untuk rujuk kembali dengan mantan istrinya.
"Beri saya alasan logis?!"
"...... justru ini sebenarnya tidak logis!!"
"Kenapa?"
"pikirkan!! perbedaan prinsip yang menyebabkan kami cerai pun belum ketemu jalan keluarnya!?
"Trus, kok bisa mikirin rujuk? apa karena anak?!
"tidak juga?!"
"mmh.."
Pasangan ini sudah hampir 2 tahun bercerai dengan dikarunia seorang anak laki-laki. Dalam masa perpisahan, masing-masing telah mendapatkan pasangan yang mereka impikan. Sang pria mendapatkan seorang wanita muda yang soleha, sangat mengerti prinsip dasar dari si pria, berkulit putih dan diakui lebih cantik dari mantan istrinya, seorang wanita yang betul2 dia impikan, dan pertunangan pun sudah direncanakan. Sedangkan si mantan istri akhirnya menemukan seorang pria yang diidamkan sedari dulu, mapan, penuh dengan cinta kasih, dan sudah barang tentu lebih rupawan dari mantan suaminya (sang mantan suami pun mengakui). Dua kali pula sang pacar telah melamarnya.