[caption id="attachment_292508" align="aligncenter" width="730" caption="BKPM Dan SEPATU"][/caption] Ini adalah Kisah Realita dari seorang teman pengusaha yang membuatnya sangat miris dan kecewa sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan sebagai anak bangsa asli Indonesia hanya gara-gara SEPATU. Dan Gara-gara SEPATU inilah citra lembaga BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) yang berpusat di Jakarta, kalau tidak bisa dikatakan Bangsa Indonesia menjadi sedikit ternoda di mata investor dan pengusaha. Seorang teman pengusaha kecil (awalnya) akhirnya mendapatkan kepercayaan seorang investor asing dari Thailand setelah me-lobby kurang lebih 3 bulan lamanya untuk melakukan penananaman modal pada usaha yang dikelolanya pada bisnis logistic, trading dan Teknologi. Untuk Itu Beliau harus menngurus ijin prinsip penanaman modal asing dan perubahan Pemilik saham pada Akte Pendirian perusahaanya di BKPM, sebagai suatu lembaga resmi yang mengkoordinasi hal tersebut. Ini pertama kalinya beliau datang ke BKPM, sehingga secara prosedural dan tata cara beliau masih belum memahami namun beliau menyatakan ketika itu sudah menyiapkan seluruh persyaratan yang diperlukan. Tiba di BKPM, beliau langsung menuju resepsionis untuk menyimpan KTP untuk ditukarkan dengan ID masuk, dan setelah itu beliau langsung diarahkan untuk mengambil nomor antrian. Kejadian sangat tidak mengenakan ini terjadi pada saat itu, dimana ketika beliau hendak menuju ke mesin antrian dihadang oleh salah satu orang berjas rapih dan ber-name tag pada pakaian yang dikenakannya. dengan menunjuk kepada beliau dengan sikap yang tidak mengenakan dan menanyakan kenapa tidak memakai SEPATU (pada saat itu menurut pengakuan, beliau memang tidak sempat mengenakan sepatu, karena pagi itu beliau berencana ingin santai namaun rapih, sehingga dari BKPM bisa langsung ke Bandung apalagi beliau tidak melihat adanya larangan memakai sendal, jadi hanya mengenakan sandal kulit tertutup,celana panjang dan berkemeja rapih). Disinilah beliau diiterogasi dengan menanyakan mau kemana, mau apa dan siapa anda dengan nada yang kurang menghormati dan seakan tidak percaya ketika dijawab bahwa beliau adalah salah satu pemilik perusahaan yang akan mengurus penanaman modal asing yang masuk ke perusahaanya. dengan masih sedikit dongkol terhadap penampilan sahabat saya ini, akhirnya petugas tersebut mengarahkan untuk mengambil tiket antrian pada mesin. Namun kejadian tidak etis tidak berhenti hingga saat itu, setelah mengambil antrian sahabat saya inipun kembali ke petugas itu untuk bertanya selanjutnya seperti apa, dan dijawab dengan sedikit ketus "ke meja sana pak, untuk ambil map dulu!!" sambil petugas tersebut mengarahkan telunjuknya ke sebuahmeja di depan pintu masuk. Teman saya pun menuju meja tersebut, namun tidak ada map ataupu orang yang akan melayani di tempat tersebut, yang ada hanya 2 atau 3 orang yang duduk-duduk sambil berbicara sesuatu yang kurang dipahami oleh teman saya. Karena tidak ada orang, akhirnya teman saya itupun menegur orang yang duduk di sofa di belakang meja tersebut dengan mengatakan " Pak maaf saya disuruh petugas untuk kesini ambil Map dibantu?" dan dijawab oleh orang berkemeja rapih tersebut, Bapak Mau urus apa? teman saya kembali menjawab, Mau urus ijin prinsip PMA Pak!. Setelah dijawab seperti itu, orang tersebut kemudian mlihat seluruh syarat yang dibawa teman saya dan setelah itu mengatakan" 3.5 juta pak, sampai selesai"!! Teman saya Heran, dan kemudian mengutuk petugas di antrian tersebut yang ternyata bukan membantunya dalam hal ini, malah mengarahkannya ke tempat para calo-calo BKPM kalau tidak bisa dibilang diusir secara kasar keluar melihat posisi meja yang ditunjuk tersebut ada di luar area pelayanan. Karena begitu dongkolnya beliau dengan pelayanan dan petugas-petugas yang ada di BKPM akhirnya beliau menyerahkan pengurusan tersebut ke Calo tersebut, dimana hingga sekarang setiap ditanya tentang hal ini dengan emosi beliau mengatakan "Ga bisa Jadi Orang bener Di negara Ini, Sesama Bangsa Sendiri ajah bisa dizhalimi dan dianggap sampah, Padahal kita mau masukan investor asing ke Negara ini". karena menurut beliau sebelumnya juga ketika ke BKPM beliau mendapatkan layanan yang sama tidak mengenakannya, padahal saat itu malah memakai sepatu. Beliaupun membandingkan pelayanan yang diterimanya dengan orang keturunan atau orang asing, yang meski memakai pakaian apa saja dilayani seperti raja di negeri sendiri, sedangkan kami (sahabat saya) itu merasa diperlakukan seperti bukan di negara sendiri , dan melanjutkan ocehannya dengan berkata " Memang Hanya mereka yang bisa Usaha dan Punya Uang!!?" BKPM adalah suatu badan koordinasi Penanaman Modal, dimana fungsi BKPM ini diharapkan mampu mengkoordinasi penanaman modal asing / investor ke dalam negeri (Indonesia) sehingga mampu meningkatkan jumlah devisa dan juga menguatkan sektor keuangan dan mata uang dalam negeri. Seperti yang telah diketahui bersama, di periode bulan Agustus-September 2013 terjadi penurunan nilai rupiah terhadap dollar hingga menyentuh level Rp. 12.000 per dolarnya. Salah satu yang menjadi unsur dari kejadian ini adalah banyaknya modal asing (dollar) yang ditarik dan disimpan di luar negeri selain daripada penahanan dolar oleh spekulan-spekulan valuta asing. Untuk Itu pemerintah melalui seluruh lembaganya mencoba menarik investasi luar untuk kembali dan datang lagi ke Indonesia dengan berbagai macam programnya. dalam hal ini peran BKPM menjadi sangat sentral dalam mengkoordianasi penanaman modal asing atau investor asing yang masuk ke Indonesia. Sungguh sangat disayangkan kemewahan gedung BKPM tidak disertai pelayanan yang paripurna buat masayarakat tanpa melihat siapapun mereka untuk mendapatkan informasi ataupun mengurus sesuatu yang tentu akan meningkatkan penanaman modal asing yang berefek terhadap peningkatan devisa negara. Ternyata bagi BKPM, SEPATU sangat berperan penting Untuk menghadirkan Modal Asing/Investor Asing!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H