Mohon tunggu...
Adang Ludhantono
Adang Ludhantono Mohon Tunggu... -

lulusan S2 MPWK Undip tahun 2013, bekerja sebagai PNS di Pemerintah Kabupaten Magelang

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kurangi Gorengan = Mengurangi Asap

22 Maret 2014   20:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:37 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada para petani sawit dan industri pengolahan sawit.

Jika kita bisa mengurangi konsumsi gorengan akan berkorelasi dalam pencegahan kabut asap yang terjadi tiap tahun. Saya mencoba mempelajari dan menghubungkan beberapa kejadian ahir-ahir ini dengan pola/cara hidup kita sehari hari. Menu makan kita sehari hari kebanyakan tidak bisa lepas dari minyak goreng, sarapan pagi saya biasanya pasti gorengan (tempe goreng, nugget maupun apa goreng hehehe). Mungkin hal ini juga terjadi pada panjenengan-panjenengan heheheh. Kebanyakan minyak goreng kita berasal dari kelapa sawit. Bayangkan saja berapa konsumsi minyak per Kepala Keluarga kita, kalo jumlah penduduk kita 235 juta, dengan kira-kira 1 KK adalah 5 Orang dan konsumsi minyak goreng kita (berdasar daftar belanja minyak istri saya tercinta) adalah 5 liter tiap minggu. Maka (ini hanya kira-kira saja) konsumsi tiap KK tiap tahun adalah = 47 juta KK x 5 liter x 52 Minggu atau = 12.220 Juta Liter. Ini kira-kira dan mengesampingkan lebaran dan liburan. Belum juga memasukkan angka dari rumah makan dan lainnya.

Kalau berdasarkan tulisan dari Mohamdad Ramdani (http://green.kompasiana.com/penghijauan/2013/04/04/kelapa-sawit-merajai-hutan-tropis-542882.html) 1 Hektar sawit dapat menghasilkan 6000 liter minyak mentah maka untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri kita membutuhkan 12.220 Juta / 6.000 = 2.036 Juta Hektar (weiks....) atau 20.366 Km2 atau 60 % luas propinsi Jawa Tengah.....

Coba kalau kita bisa mengurangi gorengan meskipun tidak banyak jika dilakukan secara masif pasti akan berdampak juga. Bukankah meskipun secara teori negara kita menganut sistem ekonomi Pancasila tetapi secara praktek di Negeri kita tercinta ini telah dipraktekkan pasar yang sebebas-bebasnya. Apapun di Negeri ini laku dijual secara seksama (dari baju owolan sampai Lamborghini aventador  terjual hehehe). Artinya dengan menurunkan permintaan (demand) secara bertahap akan menurunkan pemenuhan (suplay). tapi ini juga secara teori hehehe

kalau permintaan turun secara matematis produsen akan menurunkan produksinya, yang sepengetahuan saya dilakukan dengan terus membuka lahan hutan. Artinya kita juga dibelahan manapun ternyata juga berhubungan (langsung/tidak langsung) dengan suatu kejadian.......So jangan hanya menyalahkan, karena paling mudah itu mengkoreksi............

tapi ini sekedar mimpi disiang bolong daripada bising dijalan karena ada kampanye hehehe....maaf ya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun