Mohon tunggu...
Aal Hanif
Aal Hanif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobinya kebanyakan susah nulisnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Terbang Tuo-Rebana Tradisional yang Redup di Zaman Modern

12 Januari 2024   05:08 Diperbarui: 12 Januari 2024   05:19 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Terbang Tuo-Grup Rebana yang Redup di Zaman Modern

Terbang Tuo merupakan grup rebana tradisional yang berada di Desa Waru Kota Rembang. Terbang diambil dari kata Terbangan, terbangan merupakan grup musik yang mayoritas menggunakan lagu islami dan menggunakan rebana sebagai alat musik inti serta alat musik tradisonal pendukung lainnya. Sedangkan Tuo dalam bahasa jawa yang memiliki arti Tua atau Dewasa. Ada dua arti kenapa masyarakat menyebutnya terbang tuo yaitu yang pertama dari anggota grup yang mayoritas sudah berkeluarga atau dewasa dan yang kedua Terbang Tuo ini merupakan grup turun temurun yang di wariskan secara turun temurun. Grup ini hanya beranggotakan 5-6 orang yang mayoritas merupakan penduduk setempat dan sudah berkeluarga.

Biasanya Terbang Tuo diundang untuk memeriahkan acara Khitanan (Sunatan) untuk mengantar Anak yang akan mau di khitan menuju dokter/mantri sunat menaiki mobil bak terbuka. Anak yang selesai khitan akan dirak/ dikelilingkan di desa menaiki mobil bak terbuka. Di zaman dulu ini sebagai tanda atau pengumuman kepada warga desa yang mendengar alunan musik dari rebana Terbang Tuo untuk balighnya seorang anak laki-laki setelah disunat. Dan juga ada ornamen penghias mobil yang ditumpangi Terbang Tuo yang sangat identik hingga masa sekarang yaitu Kembang Mayang yang terbuat dari kertas warna yang dibentuk menyerupai bungan menggunakan lidi dan diberi uang diujungnya. Untuk nominal semakin berada keluarga yang memiliki hajat akan besar juga nominal uang untuk Kembang Mayang tersebut. Kembang Mayang akan dibagikan setelah sampai dirumah yang memiliki hajat untuk dibagikan anak-anak kecil yang belum baligh  sehingga tidak takut jika akan disunat. Namun banyak warga sekitar menganggap Terbang Tuo sudah terlalu kuno unntuk dizaman sekarang. Itu merupakan faktor redupnya Terbang Tuo. Saking jarang ada yang mengundang saya kesulitan mendapat dokumentesi Terbang Tuo ketika tampil atau  sedang pementasan. Masyarakt sekarang lebih memilih grup Rebana yang lebih modern atau Grup musik bergenre lain untuk mengiringi hajatnya tersebut.

Berkembangnya zaman yang mulai pesat juga mempengaruhi tentang selera musik yang lebih modern. Menggunakan alat musik yang lebih modern merupakan suatu daya tarik tersendiri di zaman sekarang diluar dari bagus atau tidaknya grup tersebut. Terbang Tuo yang sudah mulai redup dimanakan zaman. Mungkin dulu hampir setiap rumah ketika mempunyai hajat selalu menjadikan Terbang Tuo sebagai iringan di hajatan mereka dari semua kalangan. Namun sekarang hanya kalangan menengah ke bawah yang masih sering menggunakan Terbang Tuo sebagai iringan hajatan mereka di zaman sekarang. Menurut saya kesenian Terbang Tuo harus terus dilestarikan dengan selalu melatih generasi-generasi selanjutnya agar selalu ada yang menerusakan kesenian yang identik di wilayah Rembang khusunya. Dan juga mengenalkan Terbang Tuo di khalayak luar agar lebih dikenal oleh masyarakat luas.

.

.

Ditulis Oleh: Hanifaal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun