Bahasa positifnya, "Bilangin klien, order aku juga dong!"
Komentar-komentar pun berhamburan:
Sukses! Saya merasa, ini komentar apresiatif dengan pesan lugas. Ada doa semoga pengirim pesan sukses dalam menjalankan misinya.
Keren! Ini komentar apresiatif dengan nuansa lebih mengangkat derajat si penerima pesan. Ada kekaguman dan penghargaan di situ. Komentar ini setara dengan "hebat", "josss", atau "luar biasa". Pasaran sih tapi lumayan menyenangkan bagi yang menerimanya.
Nah, ini komentar yang menggelitik saya, "Siap support!"
Lama saya memperhatikan, apa yang ada di benak pengirim pesan? Tidak begitu lugas pesan ini. Butuh kepekaan khusus dari penerima pesan sebelum membalas dengan sekadar kata "thanks", "ok", "atau "siappp". Rasanya bukan balasan basa-basi seperti itu yang diharapkan.
Memang apa sih pesan sebenarnya dari "siap support"? Hayo, tidakkah sejatinya si pengirim pesan mengharap diikutsertakan dalam pekerjaan-pekerjaan selanjutnya seperti diceritakan?
Bahasa negatifnya, "Kok aku nggak diajak, sih?"
Bahasa positifnya, "Bilangin klien, order aku juga dong!"
Begitulah. Atas nama tata krama komunikasi, "aku haus" mesti dihaluskan menjadi "siap disuguhi minum".
Apa pun interpretasinya, di masa pandemi ini kita boleh sepakat bahwa pesan ini lugas, "Sehat selalu!"