Mohon tunggu...
Aa Fathan
Aa Fathan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengalaman hidup

running after dreams and walking towards adulthood

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Aku Manusia yang Miskin

19 Mei 2022   13:59 Diperbarui: 19 Mei 2022   14:00 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah kita sudah kaya? Dengan kepribadian kita yang selalu melihat orang itu enak. Dengan melihat ke hedonan mereka, dengan kenikmatan harta mereka, dengan kebahagiaan orang-orang kaya. Kalau gitu apakah hal yang seperti itu bisa membuat kita kaya? Atau ketika kita memenuhi semua itu apakah kita sudah bisa di bilang kaya? Apa sih makna kaya itu?

Orang yang bisa di bilang kaya itu kan orang-orang yang bisa mencukupi/memenuhi kebutuhan. Bukan orang yang bisa memenuhi kemauan loh ya. Benar apa tidak hayo? Wkwkwk. Tapi terkadang kita itu sulit seperti itu. Kita lebih dominan memenuhi keinginan bukan kebutuhan. Kalau kata guru ku, orang yang kaya adalah orang yang merasa cukup bukan dari orang yang berpenampilan hedon, bermobil, dll.

Jika beranggapan orang yang kaya itu orang-orang berkepribadian yang hedon. Seperti orang-orang yang bermobil, pakaian bermerek, handphone yang bagus, dan rumah yang besar. Pernah nggak kalian bertanya kepada mereka sepeeti ini, kamu dengan kehidupan yang begitu mewahnya apakah kamu sudah merasa cukup? Atau ketika dia melihat kemewahan orang lain dia masih mempunyai keinginan untuk mendapatkan apa yang orang lain itu punya. Apakah itu bisa dikatakan orang yang kaya? Toh secara tidak langsung dia masih merasa kurang?

Apa sih yang membuat kita itu miskin? Yang membuat kita miskin itu ya ketika kita belum mencapai kepuasan atau belum bisa merasa cukup. Intinya kurang bersyukur lah. Ya, itu memang sifat  kita bisa dibilang rasa kedunyan kita. Lupa akan rahmat dan nikmat allah yang begitu besar.

Kan katanya orang-orang. Orang yang kaya itu pasti bahagia, bukan? Tapi kenapa masih ada orang yang kaya tapi masih sedih atau sumpek? Ya itu manusia sesungguhnya, sifat manusia sesungguhnya. Terus merasa kurang akan apa yang dia punya. Sekelas Rafi Ahmad pun sama seperti kita.

Aku ini merasa bahwa orang yang waras lebih miskin dari orang gila. Loh kok bisa? Iya karena orang gila itu tidak pernah berpikir akan dunia. Coba lihat penampilannya penuh dengan kesederhanaan, bukan?

Tapi ya bukan berarti kita harus kayak orang gila ya kawan? Wkwkwk. Kita yang waras, juga butuh belajar dari orang gila. Karena pelajaran itu bisa kita dapatkan dari mana saja kan. Lantas apa salahnya kita belajar dari orang gila. Kan kita belajar kapan saja dan di mana saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun