“Inilah manifestasi keyakinan akan kekuatan ide,
bahwa ide dapat mengubah tingkah laku, kehidupan,
dan pada akhirnya dapat mengubah dunia.”
Minggu 19 Februari 2012 lalu diadakan TEDxITT #1VolunteerMeetUp. Meski disebut “meet-up”, namun itu bukan meet-up biasa. Kali itu juga bukan pertama vounter TEDxITT berkumpul. TEDxITT VolunteerMeetUp adalah sebuah brandyang sengaja dibuat untuk acara TED-like khusus dari, oleh, dan untuk para volunter TEDxITT, komunitas dengan misi “Ideas Worth Spreading” di kampus IT Telkom yang mendapat lisensi dari TED di US.
Dalam TEDxITT VolunteerMeetUp atau biasa disebut Volmeet, volunter tidak hanya berperan sebagai konduktor inspirasi, melainkan juga sebagai sumber inspirasi. Ada tiga volunter yang membawakan talk seperti para speaker TED dalam setiap Volmeet. Mereka membawakan suatu tema untuk menginspirasi para audiens yang juga volunter TEDxITT. Mereka tampil bukan saja karena mereka volunter, tapi karena mereka memang memiliki sesuatu yang berharga dan mampu menginspirasi.
Menyaksikan acara tersebut, mengingatkan saya pada September 2011 lalu, ketika TEDxITT pertama kali diinisiasi. Kami berharap bahwa volunter TEDxITT tidak sekedar menjadi organizer, lebih dari itu akan menjadi orang yang terinspirasi dan kemudian berbuat sesuatu. Seperti yang dikatakan Wibowo, co-curator TEDxJakarta dalam video “Arief Aziz on TEDxJakarta” bahwa sebuah ide akan menuntun pada lima atau sepuluh ide berikutnya, dan begitu seterusnya. Maka kami mencita-citakan komunitas volunter TEDxITT menjadi sebuah generator ide yang dimotori orang-orang yang telah berbuat, atau memiliki sesuatu yang berharga, dan inspiratif. Saya menyebut mereka sebagai hero.
Perspektif
Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki tiga pengertian untuk hero. Dua diantanya adalah: 1. Orang yang dihormati karena keberanian, atau pribadi yang mulia, atau pahlawan. 2. Orang yang dikagumi karena kecakapan, prestasi, atau karena sebagai idola. Bagi saya, hero juga dapat berarti orang yang mampu atau berpotensi membawa perubahan. Oleh karena itu, seorang inspirator pun dapat disebut hero.
Saya juga percaya pada dasarnya setiap manusia itu unik. Dan dengan keunikannya ia dapat menjadi hero. Tak hanya karena kelebihan atau kekurangannya, bahkan juga karena keumuman kesehariannya. Misalnya Ginan Koesmayadi, salah satu speaker TEDxITT Conference 2011. Dengan hobinya bersepak bola, beliau dapat menyadarkan masyarakat bahwa ODHA bukan hanya dapat hidup berdampingan dengan yang bukan ODHA, bahkan juga dapat berprestasi.
Atmosfer
Diantara volunter TEDxITT memang banyak hero, setidaknya bagi saya. Misalnya Fiqi, koordinator Microsoft Student Partner area Jawa Barat yang juga juara 2 ImagineCup Indonesia 2011. Umar, Juara 1 Gemastik 2010 yang juga co-founderIslam-Music.com. Alfi, game developer yang karyanya menjadi salah satu dari delapan aplikasi terbaik Coding 24 Jam Lumia. Arie, Juara 2 Indosat Wireless Innovation Application Contest. Taufik, programmer tim dreamBender yang menjadi juara 2 ImagineCup dunia 2011, Juara 1 INAICTA 2011, dan Juara 1 APICTA 2011.
Tak hanya technopreneur, banyak juga socialpreneur. Sebut saja Ghulam, pendiri sekolah anak jalanan, pernah mewakili Indonesia dalam sebuah konferensi internasional di Jerman. Gigih, salah satu tokoh Indonesia Future Leader pusat yang kini menjadi ketua IFL Bandung. Ia juga membuat Inspirecast bersama Iman Usman dan Marshanda. Bijak, owner Ventura, sebuah hackerspace yang mendorong tumbuhnya startup-startup di sekitar Dayeuh Kolot. Dan masih banyak lagi.
Meski banyak, namun memang belum semua volunter TEDxITT sudah merupakan hero. Saya sendiri termasuk dalam bagian yang sedikit. Namun atmosfer TEDxITT membuat saya dan kami yang sedikit ini tidak mau tinggal diam. Kami merasa harus berbuat sesuatu. Ada yang hasilnya sudah terlihat, ada juga yang masih dalam proses. Ini lah ekosistem hero dengan rantai inspirasinya. Ekosistem yang membuat terinspirasi, bergerak, melakukan sesuatu, kemudian (semoga) menjadi hero, dan menginspirasi yang lain, lalu siklus berulang.