Mohon tunggu...
Arifal Hakim
Arifal Hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa semester 8

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KKN Tematik Universitas Mataram Mengurangi Efek Pemanasan Global dengan Cara Konservasi Hutan Bakau

4 Februari 2023   09:39 Diperbarui: 4 Februari 2023   09:48 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Indonesia merupakan negara dengan potensi pariwisata yang kaya. Keindahan alam, kultur, dan warisan leluhur adalah nilai lebih yang perlu kita jaga, lestarikan, dan gaungkan. Pariwisata berbasis kretaif merupakan sektor ekonomi penting bagi Indonesia yang dapat kita maksimalkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat. Pariwisata merupakan industri ramah lingkungan, seharusnya mampu memberikan keindahan alami tanpa harus merusak dan mengambilnya. 

Peringkat pariwisata Indonesia berada di urutan ke-32 dunia dalam Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) tahun 2021. Peringkat ini dirilis World Economic Forum pada Mei 2022 atas upaya Indonesia membangkitkan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Di tengah kesulitan akibat pandemi Covid-19, Indonesia berhasil membuktikan bahwa kebangkitan pariwisata mampu membantu pertumbuhan ekonomi dengan kembali terbukanya peluang usaha dan lapangan pekerjaan yang semakin baik dan tentunya mempengaruhi citra pariwisata Indonesia di mata dunia.

Citra Indonesia sudah secara luas dikenal memiliki sumber daya alam yang melimpah dan beragam, termasuk sumber daya alam pesisirnya. Dengan Panjang garis pantai pulau-pulau nusantara yang mencapai lebih dari 81.290 km menempatkan Indonesia pada posisi kedua sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Sumber daya ikan hingga sumber daya ekosistem bakau menjadi salah dua potensi wisata Indonesia yang didapat dari sumber daya alam pesisirnya.

Hutan bakau di Indonesia adalah yang terluas di dunia, dengan luas setidaknya 3,3 juta hektar pada tahun 2021 yang tersebar di seluruh Indonesia dari Pulau Sumatera hingga Pulau Papua dan mewakili 22,6% bakau di dunia dan 34 ribu hektar populasi bakau di Indonesia terdapat  di Pulau Bali dan Nusa Tenggara. Selain memberikan manfaat yang luar biasa pada alam, bakau di Indonesia telah dimanfaatkan  dalam beberapa bentuk. 

Mulai menjadi olahan pangan, wisata alam, hingga kegiatan perikanan lokal. Wisata hutan bakau atau ekowisata bakau merupakan jenis pemanfaatan yang paling populer di Indonesia. Banyak hutan bakau yang dimanfaatkan oleh masyarakat lokal menjadi destinasi wisata seperti wisata hutan bakau di Desa Sekotong Tengah, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi NTB.

Dalam bidang pariwisata, Desa Sekotong Tengah memiliki potensi wisata yang berbasis alam. Hal ini dikarenakan Desa Sekotong Tengah memiliki kontur wilayah berbukit dan berawa, maka daya tarik wisatanya antara lain wisata bukit dan wisata hutan bakau yang saat ini sudah dikembangkan oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang ada di Desa Sekotong Tengah.

Ekowisata hutan bakau di Desa Sekotong Tengah memiliki luas 11 hektar dengan 200 m lebih jalur tracking. Selain pemandangan alam indah yang dikelilingi bukit, ekowisata hutan bakau di Desa Sekotong Tengah juga memiliki fasilitas yang lengkap seperti lahan parkir, toilet, musala, kantin, dan homestay yang dikelola langsung oleh Pokdarwis Desa Sekotong Tengah. Dengan adanya potensi pariwista yang dimiliki, hal ini tentu mampu membantu perekonomian masyarakat di desa dan memberikan kesadaran bagi masyarakat untuk melestarikan dan menjaga lingkungan khususnya yang berada di daerah pesisir dengan cara memanfaatkan potensi hutan bakau yang telah dimiliki.

Melalui program KKN (Kuliah Kerja Nyata) Tematik Desa Wisata Universitas Mataram Desa Sekotong Tengah Periode 2022---2023, Kawasan Wisata Hutan Bakau Tanjung Batu Sekotong Tengah berhasil dikembangkan, melalui program konservasi bakau lestari memfokuskan kepada perlindungan dan pengawasan Kawasan wisata. 

Melalui kegiatan monitoring dan bersih-bersih secara rutin di area Kawasan Wisata Hutan Bakau Tanjung Batu Desa Sekotong Tengah mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat dan pengunjung untuk tetap menjaga lingkungan dan hutan bakau. Monitoring kawasan dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan fungsi alam, kemampuan untuk mengenali potensi, dan mengembangkan sumber daya alam pesisir dan sumber daya masyarakat untuk mewujudkan desa wisata di sekotong tengah. 

Selain itu, monitoring kawasan dilakukan untuk mewujudkan kawasan hutan bakau sekotong tengah menjadi kawasan wisata berbasis ekowisata dan menjadi salah satu aksi nyata untuk melindungi pesisir Indonesia dalam mengurangi efek dari pemanasan global. 

Selain itu, aksi nyata yang kami lakukan adalah pembenahan untuk keberlangsungan ekosistem bakau di sini. Papan hiasan yang sebelumnya dipaku di batang pohon mengakibatkan pohon bakau sakit dan mengurangi estetika kawasan wisata. Oleh karena itu, kami mencabut papan hiasan dan paku-paku yang tertancap pada batang pohon agar pohon bakau di sini dapat tumbuh dengan baik dan kembali terlihat alami. Monitoring kawasan juga kami lakukan untuk lebih mengenal potensi wisata dan alam di sini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun