Selamat Tahun Baru 2023

Setelah sekian lama saya tidak membuka Kompasiana sampai lupa akun Kompasiana, akhirnya saya kembali hadir di Kompasiana dan mulai mencoba menulis setelah melengkapi data pribadi dan sebagian data profil yang diminta. 

Terakhir saya menulis di Kompasiana pada 24 Agustus 2018 dengan judul "Kasus Ibu Meiliana, Siapa yang Salah?" yang mendatangkan view hingga 1.750. Saya sampai kaget melihat view-nya karena tidak menyangka kalau satu judul tulisan saya bisa dilihat sebanyak itu karena setelah menulis tulisan tersebut saya tidak membuka kembali Kompasiana padahal saya sendiri baru menelurkan tiga buah tulisan saja. 

1 Januari 2023 ini saya mencoba untuk kembali menulis sebelum waktu memasuki 2 Januari 2023. Saat ini pukul 22:55 saat saya melihat jam di laptop saya. Terbesit keinginan untuk menulis setiap hari di Kompasiana. Bisa tidak ya, maklum saya hanyalah seorang pemula. Pastinya susah mudahnya semua tergantung kepada apa yang ingin saya tuliskan. Apakah dekat dengan kehidupan saya atau tidak. 

Apakah saya benar-benar menguasai bahasan tulisan atau tidak. Kelancaran dalam menulis juga dipengaruhi oleh jam terbang penulis. Semakin tinggi intensitasnya tentu semakin lancar dan mudah dalam mengurai isi kepala ke dalam bentuk tulisan. Namun, hal terpenting adalah adanya niat.

Meski saya tidak merayakan malam pergantian tahun baru karena hanya di rumah saja dan tidak melakukan penyambutan seperti orang lain pada umumnya tetapi saya ingin mengucapkan selamat tahun baru 2023. Semoga tahun 2023 menjadi tahun yang lebih baik, tahun yang energik untuk melakukan recovery, dan melakukan banyak hal baru, serta mempersiapkan diri untuk masuk ke dalam tahun politik yang hot. 

Semoga apa yang ditakuti dari tahun 2023 seperti ancaman peperangan, resesi global, dan bencana-bencana seperti yang diprediksi tidak benar-benar terjadi. Hadapi tahun 2023 dengan penuh optimis dan kerja keras. Tetap awas dan waspada jangan terbuai terseret oleh situasi dan kondisi. Jangan kita dilemahkan oleh keadaan tetapi kitalah yang seharusnya menaklukkan keadaan.

Setengah jam lagi hari minggu akan berganti menjadi senin. Saya sebaiknya harus undur diri. Sampai jumpa di hari esok, di tulisan berikutnya.

#1