Mohon tunggu...
Aafajar
Aafajar Mohon Tunggu... Guru - Guru PAUD

Pembelajar Yang Tidak Pernah Pintar (email : aafajaroke@gmail. com)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jiwa Guru

29 September 2020   11:39 Diperbarui: 29 September 2020   11:41 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dokumentasi Aa Fajar

"Tatkala umur 15 tahun, saya simpati kepada Kiai Ahmad Dahlan sehingga mengintili (mengikuti) kepadanya. Tahun 1939 saya resmi menjadi anggota Muhammadiyah..... "

Begitulah KH. Ahmad Dahlan, pejuang yang memiliki jiwa guru, jiwa pendidik yang dahsyat. Sedahsyat apapun rintangan kehidupan tidak mengurangi jiwa gurunya.

Karena jiwa guru beliau lah hadir bunga-bunga terbaik bangsa, yang kemudian berhasil menebar benih-benih bangsa. Yang kelak akan menjadi bunga-bunga bangsa baru yang akan meneruskan perjuangan  dalam mencerdaskan dan memajukan bangsa.

Seperti sekarang ini. Bangsa Indonesia dalam keadaan sulit. Virus Corona telah membuat perekonomian terpuruk. Dunia pendidikan pun terkena dampaknya.

Banyak guru yang dirumahkan. Mereka yang masih mengajar pun menerima pendapatan jauh dari kecukupan. Dalam keadaan itu, mereka tetap mengajar secara online.

Keterbatasan kuota internet dan sinyal, minimnya sarana pendukung, lelahnya mata terpapar radiasi, dan resiko terpapar corona karena lemahnya imun tubuh akibat minimnya asupan menu berkualitas.

Kesemuanya itu tidak menghalangi apalagi melunturkan semangat mereka. Sedikit pun semangat mereka tidak luntur. Mereka tetap mengajar dan mendidik murid-murid mereka dengan cinta kasih.

Semangat mereka hidup karena adanya jiwa guru. Jiwa mereka yakin sebagaimana keyakinannya KH. Ahmad Dahlan, bahwa hanya melalui pendidikanlah akan lahir bunga-bunga bangsa.

Jiwa mereka yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa hanya dengan mengajarkan ilmu lah Allah Swt akan memperkaya lumbung-lumbung pahala mereka, serta mengangkat derajat mereka di akhirat dan mengangkat derajat anak, cucu, dan murid-murid mereka di dunia.

Begitulah jiwa guru. Keberadaannya sangat penting. Lebih penting dari metode, sarana belajar, apalagi hanya teori pendidikan.

Dengan jiwa guru KH. Ahmad Dahlan, para pejuang lainnya, dan para pendidik masa kini dapat mengajar dan mendidik dalam keadaan sulit. Meski zaman dan rintangan nya berbeda, mereka sama-sama membuktikan kebenaran sebuah mahfudzat. "At-thoriqotu ahammu minal maddah, wal-ustadzu ahammu minal thoriqoh, waruhul ustadz ahammu minal ustadz".

Artinya : "Metode lebih penting daripada materi ajar, guru lebih penting daripada metode, dan jiwa guru lebih penting daripada guru."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun