Bulan Ramadhan adalah bulan yang didalam nya mengandung banyak kebaikan, untuk itu umat islam sangat dianjurkan untuk banyak melakukan kebaikan - kebaikan pada Bulan Ramadhan karena setiap kebaikan akan  mendapatkan berlipat - lipat pahala kebaikan. Yang pada akhirnya setelah Ramadhan, kebaikan yang telah dilakukan selama Bulan Ramadhan akan menjadi perilaku keseharian atau kebiasaan pada kehidupan seorang muslim.
Salah satu kebaikan yang di anjurkan untuk dilakukan pada Bulan Ramadhan adalah Shadaqoh. Â Yaitu memberikan atau mengeluarkan harta karena Alloh swt, baik untuk fakir miskin, kerabat keluarga, kepentingan keagamaan dan aktifitas positif lainnya seperti pembangunan masjid atau musholah.
Alloh swt berfirman tentang Shodaqoh, yang artinya :
"Jika kamu Menampakkan shadaqoh (mu), Maka itu adalah baik sekali. dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, Maka Menyembunyikan itu lebih baik bagimu. dan Alloh akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Alloh mengetahui apa yang kamu kerjakan. Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Alloh-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (dijalan Alloh), Maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Alloh. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan)."(Al-Baqoroh : 271-272)
Secara bahasa, shadaqoh berasal dari kata shidiq yang berarti benar. Dan menurut Al-Qadhi Abu Bakar bin Arabi, benar di sini adalah benar dalam hubungan dengan sejalannya perbuatan dan ucapan serta keyakinan. Dalam makna seperti inilah, shadaqoh diibaratkan dalam hadits: "Dan shadaqoh itu merupakan burhan (bukti)." (HR. Muslim).
Sebagaimana gelar yang diterima oleh sahabat Nabi Muhammad saw yaitu Abu bakar yang mendapat gelar Ash Shidiq. Yang berarti orang yang benar, karena beliau senantiasa membenarkan apa - apa yang datang dari Rasululloh saw baik berupa berita maupun perintah.
Ketika berita isro miroj disampaikan oleh Rasululloh saw beliau membenarkannya, ketika ada perintah memberi makan fakir miskin, kerabat yang tidak mampu beliau melakukan nya sebagai bukti pembenaran beliau terhadap perintah atau ajaran Rasululloh saw yang tidak lain adalah wahyu dari Alloh swt.
Lawan dari benar adalah dusta atau mengingkari yang dalam bahasa arab disebut kadzib. Secara jelas tentang pendustaan terhadap ajaran agama ini Alloh swt terangkan didalam surat Alma'un ayat 1 - 3 yang artinya :
"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan (kadzib) agama?
Itulah orang yang menghardik anak yatim, Â dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin."
Orang yang kikir, tidak mau mengeluarkan hartanya karena Alloh swt seperti memberi makan orang miskin, anak yatim dan kegiatan keagamaan di sebut sebagai orang yang mendustakan (kadzib) yaitu dia mengingkari ajaran agama islam yang datang dari Alloh swt melalui Rasululloh saw  sebagaimana disebutkan pada surat Alma'un tersebut.
Shodaqoh dan kadzib senantiasa ada pada qolbu seorang manusia. Kedua nya saling bertarung untuk unggul didalam qolbu, menguasai qolbu dan mengendalikannya. Qolbu yang penuh dengan syahwat duniawi dan syubhat akan mudah dikuasai oleh kadzib, sehingga berat baginya untuk mengeluarkan harta karena Alloh swt.