Mohon tunggu...
Dede Rahmat
Dede Rahmat Mohon Tunggu... -

Environmental Consultan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Terbukti, kalau Lelaki lebih Setia Dibanding Perempuan (1)

14 April 2014   13:54 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:42 1460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya mohon maaf, tulisan initidak ada unsur megintimidasi kaum hawa, ini hanya sekedar opini / pendapat yang muncul dari berbagai kisah dan runtutan cerita yang penulis peroleh, baik secara langsung atau tidak.

Oke langsung saja, jadi kenapa seorang lelaki bisa dikatakan lebih setia dibandingkan dengan seorang perempuan?

Penulis melihat dari trend yang muncul sekitar 5-7 tahunan (wah lama juga yah, sudah lebih kayak bikin skripsi), ternyata lebih banyak lelaki yang susah move-on dibanding perempuan yang sempat mereka "cintai", bahkan sampai sekarang mungkin ada juga yang masih belum bisa melupakan sesorang yang pernah dihatinya selama 7 tahun silam, dan perempuan yang ada dihatinya itu sudah berpaling ke lelaki lain (bahkan sampai menikah). (Mungkin)

Penulis menemukan fenomena yang menarik tentang kisah ketika seorang lelaki yang sudah menyatakan cintanya dan ini hanya satu dari sekian banyak cerita. Cerita ini hadir dari lingkungan sekitar penulis, cerita tentang kisah seorang lelaki yang menyatakan cinta kepada perempuan yang dia cintai, namun sayang ternyata pernyataan cintanya ini dinilai "terlambat". Lelaki dan perempuan yang sudah sama- sama dekat dari awal pertemuan, namun sama- sama saling jaga perasaan dan tidak mau menyatakannya. Suatu ketika saat- saat sang perempuan sudah dalam waktunya tingkatan serius, perempuan ini memberikan kode kepada sang lelaki, namun sayang pada saat yang sama pula sang lelaki belum bisa menjawab sesuai apa yang ada dihatinya. Nah, dilain waktu sang lelaki mencoba menyatakan cintanya, namun ternyata sang perempuan hanya membalas dengan "Sayang sekali, kamu terlambat. Andaikan kamu waktu itu atau lebih cepat menyatakan cinta, mungkin saya tidak akan mengiyakan lamaran yang lain. Dalam hatiku aku merasa kamulah imamku, namun sayang kamu terlambat". Miris memang, dramatis memang tapi inilah kenyataan, saat seorang lelaki memberikan respon positif terhadap permpuan, perempuan pun akan mengkoneksikannya dengan hal yang positif, namun ketika respon itu sedikit menurun kualitasnya, perempuan akan secara cepat merubah haluan menuju orang lain yang responnya lebih positif.

Dan hal yang paling menarik adalah, ketika sang perempuan ini menikah dengan lelaki lain, sang lelaki datang dengan lapang dada dengan sisa senyuman untuk menggenapkan kebahagian sang perempuan tadi. Hal yang luar biasa kembali dilakukan oleh seorang lelaki dan inilah yang disebut, "saat lelaki sudah mulai menyatakan cintanya atau menentukan pilihannya, dia akan jauh lebih setia, dan bahagia ketika seseorang yang dia cintai bahagia dengan orang lain." Sakit memang, miris memang tapi itulah kekuatan cinta (mantap bahasanya).

Hal- hal seperti digambarkan diatas lumayan banyak penulis temui dengan versi yang berbeda, dan penulis mencoba mengkorelasikan dengan cerita Laila Majnun yang sering dan sudah banyak kita dengar, atau gambar yang beredar di sosial media tentang gambaran seorang lelaki adalah bluetooth (dimana ketika lelaki menentukan pilihan dia akan seperti bluetooth teguh pada satu sinyal, dan akan berpindah ke sinyal lain ketika sinyal sebelumnya tidak mengaktifkan atau Off) dan seorang perempuan digambarkan dengan wireless (dimana sang perempuan akan menyambut baik atau menerima sinyal yang kuat diantara yang lain, dan mudah berpindah pada saat sinyal sebelumnya melemah).

Hal lain, mungkin film yang sempat ditonton oleh penulis yakniYou are The Apple of My Eye yang menggambarkan kurang lebih tentang gambaran lelaki sebagai bluetooth dan perempuan sebagai wireless tadi. (lebih detail akan dibahas ditulisan berikutnya :))

Terkait dengan semuanya, benar salah menurut penulis itu tidak ada, yang ada hanyalah perbedaan sudut pandang saja. Jadi, mohon maaf tulisan ini bukan bermaksud untuk mengintimidasi pihak manapun, baik yang diceritakan atau pihak perempuan dalam hal ini sebagai objek opini. Mungkin penulis mengemukakan demikian dengan sudut pandang demikian, karena penulis sendiri adalah seorang lelaki tulen. Hahaha :). tks.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun