Adakah yang lebih baik dari ini, tawa dan canda menghiasi raut muka yang tampak lusuh, aneh memang bila dilihat, namun sayang kenyataan pahit berbalas dengan tawa kemenangan.
"Apa yang kau lihat terhadapku manusia, aku tak terkalahkan takdir, aku penguasa dunia khayal yang bisa kuperintah dengan jentikan jari.
Alam yang aku masuki adalah alam mistis, jauh dari alam bawah sadar, gila dan tak waras adalah sebutan orang bodoh nan awam, kini aku merasa hidup tuk kedua kali, meninggalkan kehidupan lama yang penuh cela dan terbuang.
Jangan sadarkan aku dalam mimpi ini, aku adalah bagian dari dunia paradoks, aku dituruti bak kaisar dialam sana, istanaku dari batu yakut yang bersinar kebiruan, tungganganku angsa putih yang bermahkota intan, aku pun dapat terbang seperti malaikat yang bersayap.
Hardikan dan leraian jangan coba engkau buat, karena dalam alamku aku adalah raja pemimpin tunggal, tak segan aku akan menyerang karena telah berani melecehkan kewibawaanku, pasukanya adalah tangan dan kakiku, bentengnya adalah badaku, panglimanya adalah kepalaku."
Lama sekali ia tertegun, seolah melihat sesuatu yang nyata, tampak keseriusan terlihat dengan mengerutkan kening, Ilusi,delusi,halusinasi itu timbul tatkala ia kehilangan cita-cita, hasrat dan gairah tertumpu pada harapan , tak sadar dunia ini pana dan tempat singgah sementara, hanya karena kecewa dan asa tak sampai ia pun kini terbawa pada dunia orang gila.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H