Desember yang Ngebut

/Sebuah keadaan

Perjalanan ini hening yang sakral. Pertengahan Desember, jalan terasa memuai, memanjang. Apakah sintas? Adakah masih sudi menyimpan bayangan masa depan?

Belum juga ada kaleidoskop spesifik, cuma ada bimbang mengambang tipis di selapis udara yang hati-hati dihirup setiap hari. Trauma masih saja di sini, dengan sedikit pengelakkan atas hal-hal di batas antara kelambanan dan tuntutan untuk semarak setiap pagi.

/Sebuah kemungkinan

Pada perhentian ini, kendaraan berhenti untuk tidak pernah jalan lagi. Perumahan terlanjur dibangun di atas jalur dan lahan-lahan kosong. Nyawa-nyawa pulas di dalamnya. Bahan bakar tinggal ampas, tak berkekuatan, bahkan sekadar untuk mendorong niat baik berkasih-kasihan.

Atau ada dorongan dari bawah sadar yang berkabut untuk tetap meraba-raba dan membaui udara, bersiap jika harus terpasah pada lipatan waktu atau dengan baik-baik saja bertemu Desember berikutnya - sesederhana daun-daun basah, matahari yang mengintip, lagu-lagu riang, dan kudapan hangat.

/Sebuah keputusan

Bergelantungan saja pada dahan-dahan panjang belengkok sekarang-di sini, selagi masih bisa duduk melihat pelangi untuk kemudian padanya diletakkan kepercayaan pada diri dan semesta yang warna-warni.

Cileunyi, 16-17/12/2020