Sebelum kremasi
Tenanglah kau pada perayaan kepergiannya, tak perlu gentar. Kenakan mahkota akar wangi untuk mengingat pesannya bahwa kita harus selalu berpikir radikal di sisa hidup. Beberapa tangkai bunga segar warna ceria mungkin bisa kauselipkan di antaranya supaya menyegarkan matamu yang sembab. Seduh daun zaitun kering bersama jeruk nipis dan bunga telang, siapkan kudapan serta tumpukan karya Tokarczuk yang sempat ia pesan langsung dari Eropa. Tidak usah kaupusingkan muasal atau pembayarannya karena merupakan hadiah perpisahan dari seorang teman yang agak terlambat tiba.
Saat kremasi
Ketika air di dalam tubuhnya menguap cepat, kauminum seduhan daun zaitun kering itu supaya tetap tenang. Ketika kulit, rambut, otot-ototnya mulai terbakar, coba kauputar seluruh Staying at Tamara's kesukaannya dan menari. Kesedihan mungkin akan mendadak datang seperti gerombolan semut di wajah seiring menguapnya jaringan lunak serta mengerasnya tulang belulangnya. Membaca buku-buku kiriman itu bisa jadi opsi menarik, mengingat lamanya waktu pendinginan, penghancuran tulang belulang, hingga akhirnya ia dimasukkan ke dalam guci.
Setelah kremasi
Pada sebuah ladang yang sudah dibajak, tempat tanah, pupuk kandang, dan sekam bakar membentuk guludan, di situ abu akan ditebar. Ia sudah memesan ribuan benih kailan ke toko langganannya yang siap kauambil kapan saja supaya mendamaikan hubunganmu dengan sayuran renyah itu. Setiap pagi setelah kepergiannya, nikmati sarapan dengan perasaan lapang. Dari sebidang tanah, memancar kasihnya tak putus.
Cileunyi, 28/11/20
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H