Mohon tunggu...
Guntur T Haryaji
Guntur T Haryaji Mohon Tunggu... -

Saya seorang manusia biasa, berasal dari setetes air. Apalah arti ilmu jika tidak bisa mendatangkan manfaat?? Apalah arti jabatan jika tidak bisa memberi maslahat bagi ummat?? Kita berasal dari ketiadaan, dan kelak akan kembali tiada untuk berjumpa dengan-Nya dan mempertanggung-jawabkan semua perbuatan kita, yang baik maupun yang buruk, yang rahasia maupun secara terang-terangan. Dan kelak semua yang kita miliki dan kita bangga-banggakan di dunia, tak kan bermanfaat apa-apa ketika di akhirat, kecuali amal sholeh yang ikhlas.\r\n\r\nAku bukan siapa-siapa. Hanya hamba Allah, yang kebetulan pernah dikasih kesempatan belajar di sebuah Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, di sebuah Perguruan Tinggi Negeri di Depok yang tidak begitu terkenal ( Karena tidak masuk 10 besar rangking dunia ). Apalagi kalau sudah dikubur, juga tidak akan ditanyakan oleh Malaikat Munkar dan Nakir. Terima kasih sudah mampir dan membaca serta berkenan memberikan komentar pada coretan-coretan saya yang "belum" berkualitas ini. Setiap masukan akan mendapatkan apresiasi yang setimpal. ;)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keutamaan Kalimat Laa ilaaha Illallahu

10 November 2010   06:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:43 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

11. Dari Thalhah bin ‘Ubaidillah r.a., ia berkata, Nabi saw. bersabda, “Sungguh aku mengetahui satu kalimat yang jika diucapkan oleh orang yang sudah hampir mati pastilah ruhnya akan memperoleh kegembiraan hingga ia keluar dari jasadnya. Dan kalimat tersebut akan menjadi cahaya baginya pada hari Kiamat.” (H.r. Abu Ya’la)

12. Dari Anas r.a. (dalam sebuah hadits yang panjang), bahwasanya Nabi saw. bersabda, “Akan keluar dari neraka orang yang pernah mengucapkan Laa ilaaha illallah, sedang di dalam hatinya terdapat kebaikan (iman) seberat biji jewawut. Kemudian keluar lagi dari neraka orang yang pernah mengucapkan Laa ilaaha illallah sedang di dalam hatinya terdapat kebaikan (iman) seberat biji gandum. Kemudian keluar lagi dari neraka orang yang pernah mengucapkan Laa ilaaha illallah sedang di dalam hatinya terdapat kebaikan (iman) seberat debu.” (H.r Bukhari)
13. Dari Al-Miqdad bin Al-Aswad r.a., ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Setiap rumah yang ada di atas muka bumi baik di perkotaan maupun di pedesaan, pasti Allah akan memasukkan kalimat Islam ke dalamnya dengan penuh kemuliaan atau kehinaan. Baik Allah azza wa jalla memuliakan mereka dan menjadikan mereka sebagai ahli tauhid ataupun Allah menghinakan mereka sehingga mereka tunduk kepadanya.’” (H.r Ahmad)
14. Dari Ibnu Syimamah Al-Mahri, ia berkata, “Kami mengunjungi ‘Amr bin Al-Ash, sedang ia dalam keadaan sakaratul-maut. Ia menangis cukup lama dan memalingkan wajahnya ke arah dinding. Anaknya berkata, ‘Wahai Ayah, bukankah Rasulullah saw. telah memberimu kabar gembira mengenai ini dan itu?, Bukankah Rasulullah saw. telah memberimu kabar gembira mengenai ini dan itu?’ lalu ia menghadap dengan wajahnya dan berkata, “Sesungguhnya persiapan kami yang paling utama adalah kesaksian terhadap Laa ilaaha illallah Muhammadur rasulullah. Sungguh aku telah mengalami tiga keadaan. Sungguh, aku teringat pada diriku sendiri waktu itu tidak ada yang lebih benci kepada Rasulullah saw. daripada aku. Tidak ada yang lebih aku sukai daripada aku bisa membunuhnya. Kalau aku mati dalam keadaan seperti itu, niscaya aku termasuk ahli neraka. Ketika Allah memasukkan Islam di dalam hatiku, aku datang kepada Nabi saw. Aku berkata, ‘Ulurkanlah tangan kananmu, sungguh aku akan berbai’at kepadamu.’ Beliau pun mengulurkan tangannya. Akan tetapi aku menarik kembali tanganku. Beliau bertanya, Ada apa denganmu hai ‘Amr?’ Aku berkata, Aku ingin mengajukan syarat.’ Beliau bertanya, ‘Syarat apakah yang ingin kamu ajukan?’ Aku berkata, ‘Supaya dosa-dosaku diampuni.’ Beliau bersabda, Tidak tahukah kamu hai Amr, bahwa Islam menghapuskan dosa-dosa sebelumnya?, hijrah menghapuskan dosa-dosa sebelumnya?, dan haji menghapuskan dosa-dosa sebelumnya?’ ‘Tidak ada seorang pun yang lebih aku sukai daripada Rasulullah saw. dan tidak ada yang lebih mulia di mataku daripada beliau. Dan aku tidak mampu untuk menatap Rasulullah saw. secara langsung karena rasa hormat pada beliau. Kalau aku diminta untuk menggambarkan bentuk Rasulullah saw, aku tidak akan mampu, karena aku tidak pernah menatap Rasulullah saw. secara langsung. Kalau aku mati dalam keadaan itu, pasti aku berharap untuk menjadi ahli surga. Kemudian kami mengurusi dan menguasai banyak urusan, yang aku sendiri tidak tahu bagaimana keadaanku berkaitan dengannya. Jika aku nanti mati, maka jangan ada seorang pun yang meratap dan jangan ada satu api pun. Bila kalian menguburkan aku, timbunkanlah tanah ke atasku dengan pelan. Lalu berdirilah sebentar di sekeliling kuburku sekira orang menyembelih hewan dan membagi-bagikan dagingnya, sehingga aku merasa terhibur dengan kalian dan aku dapat berpikir apa jawabanku terhadap pertanyaan (malaikat) utusan Tuhanku.’” (H.r. Muslim)
15. Dari ‘Umar r.a., ia. berkata, Nabi saw. bersabda, “Wahai Ibnul-Khaththab! Pergilah kamu dan umumkan kepada orang-orang bahwa tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang beriman.” (H.r. Muslim)

Sumber:

http://muntahab-a-hadits.blogspot.com/2010/05/hadits-hadits-nabi-saw-tentang-kalimat.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun