Mohon tunggu...
Agung Widyawati
Agung Widyawati Mohon Tunggu... Lainnya - Analis Kebijakan Ahli Madya

Penikmat keindahan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengembangan Tahura Ngurah Rai Sebagai Pariwisata Berbasis Alam

29 Desember 2022   09:00 Diperbarui: 29 Desember 2022   08:58 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai merupakan suatu kawasan hutan payau yang selalu tergenang air payau dan dipengaruhi oleh pasang surut yang didominasi dengan tumbuhan bakau (mangrove). Menurut Hastomo (2004) hutan mangrove adalah suatu formasi hutan yang dipengaruhi pasang surut air laut dengan tanah yang anaerobik. Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bali menyebutkan bahwa mangrove adalah komunitas vegetasi/tumbuhan pantai tropis yang mampu menyesuaikan diri dan mampu tumbuh di daerah berlumpur atau daerah tergenang pasang surut. Secara umum mangrove adalah tanaman perdu yang tumbuh di bawah tingkat pasang tinggi. Pohon mangrove hidup dalam suatu komunitas pada suatu kawasan sehingga sering orang menyebut “hutan mangrove”.

Hutan mangrove pada kawasan Tahura Ngurah Rai letaknya sangat strategis, berada di pusat pertumbuhan bisnis dan pariwisata Bali yaitu Nusa Dua, Sanur dan Kuta. Wilayah Tahura Ngurah Rai secara administrasi pemerintahan terletak di Teluk/Tanjung Benoa dan sekitarnya pada wilayah Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan (Kabupaten Badung) seluas 627 Ha dan Pulau Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar seluas 746,5 Ha (data BPKH Wilayah VIII Denpasar, Potensi Wisata Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Provinsi Bali).

Tahura Ngurah Rai memiliki potensi wisata tracking yang diminati wisatawan, panorama alam yang indah dan akses yang baik untuk keperluan pariwisata dan rekreasi, flora fauna yang beragam sehingga kawasan ini dikembangkan untuk koleksi tumbuhan dan satwa baik alami maupun buatan untuk kebutuhan pendidikan maupun penelitian. 

Tahura Ngurah Rai mempunyai potensi sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan cukup besar dan strategis yang bisa ditawarkan sebagai unsur penunjang bagi pengembangan pariwisata alam berbasis ekosistem mangrove. Tahura Ngurah rai memiliki bentang alam dengan landscape dan pemandangan yang unik, potensi keanekaragaman jenis mangrove, kekayaan satwa liar (burung, reptile, dan lainnya), potensi sumber daya hayati perairan (ikan, kepiting, dan lainnya, dan nilai sosial budaya.  Disamping potensi sumber daya alam, tentunya didukung oleh sumber daya buatan untuk memperkaya khasanah obyek dan daya tarik wisata, berupa sarana dan prasarana yang sudah terbangun.

Dengan potensi sumber daya alam yang dimiliki tersebut dapat menjadi potensi untuk mendukung terwujudnya model wisata berbasis alam sebagai destinasi wisata alternatif dengan mengintegrasikan nilai-nilai konservasi, berkelanjutan, dan mampu memberikan manfaat ekonomi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal, sehingga Tahura Ngurah Rai dapat dikembangkan menjadi alternatif dalam pemulihan pariwisata serta mendukung kepariwisataan Bali sebagai daerah tujuan wisata adalah pengembangan  kawasan alam yang memiliki daya tarik, keindahan  alam maupun  seni budaya, dengan model wisata massal (mass tourism), serta mulai muncul paradigma dan keinginan pasar wisata dengan konsep lingkungan hidup dan kembali ke alam (back to nature) yang juga  dikenal sebagai wisata alternative. Wisata berbasis alam ini menyuguhkan tanaman bakau dengan suasana hijau yang menyegarkan.serta menjauhi polusi kota.

Untuk terwujudnya pariwisata berbasis alam tersebut perlu didukung dengan meningkatkan peran serta dan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan Tahura terutama pengelolaan sampah, kolaborasi pemerintah daerah, masyarakat, pihak swasta dan lembaga swadaya masyarakat dalam meningkatkan aksesibilitas, memperbaiki sarana dan prasarana, mendayagunakan potensi dengan optimal, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta meningkatkan peran stakeholder dalam promosi pariwisata.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun