Datang, lusuh membawa harapan
Mengadu, belas kasihan di tonjolkan
Keluh, kesah, bertubi-tubi di ucapkan
Bahkan merendahkan diri untuk sebuah permohonan.
Aku punya rasa, aku punya hati
Dengan segala kekuranganku ku ulurkan tangan
Hanya niat membantu agar bisa maju
Aku, tak berharap apa-apa kecuali dia bangkit dan maju
Hari-hari deburan ombak jadi saksi
Bahkan nyamuk-nyamuk malam pun jadi saksi
Totalitas ku kerahkan dari segala penjuru arah.
Namun sayang, karakternya sulit untuk dirubah
Beribu alasan jadi pembenaran
Keluh kesah jadi kewajiban
Endan! Dia bukan mental pejuang tapi pecundang
Lembek seperti kerupuk terkena hujan
Licik seperti rubah
Tak ada hati tak ada otak, yang ada hanya bebal yang gila
Lupa air terhadap cangkir
Lupa kopi terhadap aroma
Lupa rokok terhadap asap
Keluh kesah jadi pemikat
Lemah jadi cara ratapi nasib
Iidahnya lebih panjang dari badan bunglon
Siapapun akan jadi mangsanya, tak peduli.
Hilang, lusuh, membawa sombong
Lemah tak berakal
Buruk tak terpuji
Karakter yang rusak
Sengkuni jadi peran
Lupa diri, Tuhankan Ego