Embun pagi
Gemerlap cahaya
Harapan yang terus menanti
Dia seperti indahnya dunia
Aku tak mampu pergi
Meninggalkan asa dalam dada
Karena dia terlalu indah untuk dihianati
Oh ... Seperti bidadari surga
Wajahnya tampak dalam muka air danau yang sunyi
Menghantui pikiran setia waktunya
Aku coba memeluk erat dengan janji
Tapi tak bisa ku temui dia dalam nyata
Oh mentari
Oh awan yang berkata
Dia masih ada dalam sunyi
Hatiku teriak pecahkan karang di sana
Aku ke hutan berlari
Aku ke laut berkata
Aku ke langit mencari
Aku ke bumi terbuka
Bahwa ku rindu dia yang telah pergi
Entah dimana ku tak tahu adanya
Mungkin ini halusinasi
Atau memang dia masih ada
Kutanya lagi pada cahaya pagi
Namun terang mentari tak berkata
Hingga gelap malam juga sembunyi
Akhirnya kutahu di ujung senja
Ada rindu yang selalu melukis diri
Dengan fatamorgana
Ku bisikan pasir di tepi
Bahkan ombak riang gembira
Catatan Mata Sosial
Tulas tulis teu puguh judul
Sukabumi, Minggu 27 Maret 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H