Mohon tunggu...
Aa RuslanSutisna (Mata Sosial)
Aa RuslanSutisna (Mata Sosial) Mohon Tunggu... Wiraswasta - Simple

Simple dan enjoy

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rinduku Tertahan Token PLN

24 Maret 2022   05:56 Diperbarui: 24 Maret 2022   06:02 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rinduku Tertahan Token PLN

Hening, Sepi, dimalam aku sendiri
Menanti, hangatnya mentari
Diesok pagi.
Aku akan berlari

Burung-burung malam bernyanyi ditengah gelapnya sunyi
Seram, angker, terasa mencekam sendiri
Dingin, tulang, kulit, hingga hati
Rasanya akan mati

Bulan, bintang tak kunjung datang
Aku bingung penuh dengan harapan melayang
Hujan pun mulai menyerang

Ku panggil kau yang tersayang
Hanya ada suara asa yang terbuang
Dalam gelap aku terbayang
Wajahmu yang tak tenang

Aku teriak seperti pawang  hujan
Agar bulan bintang segera bermunculan
Gelap hanya mengejekku, bulan bintang tak kunjung bermunculan
Lalu kupergi dengan harapan

Demi cinta dan kasih sayang aku tersesat dalam gelap malam
Tak sanggup rasanya terkurung dalam gelap malam
Ku muntahkan semua rindu yang tak pernah paham

Lalu kutulis status WhatsApp aku sedang rindu berat
Bahkan aku terasa sekarat
Ingin cepat ku lompat
Peluk dikau erat erat

Ternyata rumahku gelap listriku mati
Ku bertanya dalam hati
Ko bisa listrik mati
Dengan kaget aku sadar token listrik belum terbeli

Oh PLN

Salam Mata Sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun