Puisiku Ngawur
Diiris dengan silet dicabik dengan cakar dihantam dengan batu.
Ditikam dengan pedang dihujam dengan tombak di benteurkan dengan karang.
Itulah siksa?
Dibuai dengan rindu di peluk dengan cinta di sentuh dengan cium.
Diraba dengan asa di rangkul dengan sayang di pandang dengan kasih.
Itulah nikmat?
Bagaimana jika,
Siksa dinikmati?
Nikmat tersiksa?
Kadang hidup tidak seperti apa yang dipandang.
Kadang pandangan hidup tidak seperti apa-apa.
Siksa, Nikmat, sama-sama rasa.
Diiris dengan silet Kehidupan.
Dicabik dengan cakar kekuasaan.
Dihantam dengan batu kersnya kehidupan.
Ditikam dengan pedangnya waktu.
Dihujam dengan tombak sudut pandang.
Di benturkan dengan karang keangkuhan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!