Mohon tunggu...
Ari Ahmad Afandi
Ari Ahmad Afandi Mohon Tunggu... -

Orang biasa yang ingin belajar lebih banyak, mengenal makna hidup lebih dalam, bukan sekedar apa yang terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga atau yang tergambarkan oleh bayangan.. Namun apa yang bisa dilakukan semua oleh kemurnian hati yang ada di dalam sana.. aa-afandi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merenungi Perjalanan Panjang Kehidupan

19 Januari 2011   08:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:24 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa sadar ku tlah berada pada sebuah proses panjang yang terlewati.. Kaki-kaki kecil ini layaknya sebuah roda yang terus mendaki...menuruni.. jalan berliku, curam dan bukit terjal yang tak henti-hentinya bermisteri.. Terkadang aku tak tahu, kehidupan tlah menjadikanku seperti apa... Adakalanya aku tak mengerti bagaimana tlah kuisi dan kulalui perjalanan ini... Semua berlalu begitu cepat, menyisakan diorama-diorama indah yang takkan pernah terganti... Begitulah kehidupan.. Ia kan terus berubah, dengan atau tanpa kita sadari... Didalamnya,begitu banyak orang datang dan pergi silih berganti.. Ada yang tlah lama berjalan beriringan, namun tak kita sadari makna keberadaannya... Adapula yang berjalan singkat, namun membekas keras... Perjalanan panjang ini tlah membawaku pada sebuah pemahaman diri, hidup kan terus berputar.. aku tak ingin menyerah dalam keterasingan, dan aku takkan pernah berhenti dalam keputusasaan.. Aku tak ingin menjadi seperti lilin... Yang menyala dalam ketidakterangan, memberikan cahaya di kegelapan. Namun, ia sendiri justru hangus dan terbakar... Aku juga tak ingin menjadi layaknya bintang.. Yang bersinar hanya ketika malam tiba, menghiasi gulita malam, nampak indah dari kejauhan, .. Namun ketika dekat ia menyilaukan dan merusak pandangan... Aku ingin menjadi layaknya udara... Yang keberadaannya menjadi nafas kehidupan. Terpaan lembutnya hadirkan kesejukan dan anginnya mampu merobohkan segala yang menghadang... Aku tak peduli... berapa banyak peluh yang harus ku korbankan, seberapa tajam duri-duri bertebaran, seberapa keras badai kan kuhadapi dan seberapa curam tebing-tebing tinggi yang harus kudaki... Kaki ini kan terus melangkah, takkan sedikitpun mundur atau terhenti... Hingga kuraih puncak tertinggi... Ari Ahmad Afandi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun