Mohon tunggu...
Ahmad Damanhuri
Ahmad Damanhuri Mohon Tunggu... Administrasi - Iman dan amal harus seiring
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

aktivis sosial kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ekspedisi Lubuak Nyarai 2: Pemandangan Menarik yang Harus Dilestarikan

11 Desember 2014   18:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:31 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lubuk Alung--Jarak tempuh mulai dari posko hingga ke tempat wisata Lubuak Nyarai sebenarnya tidak jauh amat. Ada sekitar empat kilometer. Tapi, medan tempuh lumayan berat. Komunitas Pecinta Batu Akiak Piaman, dan Forum Walinagari saat ekspedisi, Sabtu lalu merasakan bengkak betis, dan litaknya badan akibat perjalanan demikian.

Sepanjang jalan, ada banyak titik perhentian yang ditandai dengan kedai sederhana. Penjual menyediakan semua kebutuhan penjelajah. Mulai dari sandal jepit, berbagai minuman, makanan sampai kalau dipesan terlebih dulu, ada nasi yang disediakan. Pedagang itu semuanya berdomisili di perkampungan Gamaran. Tiap hari dia berdagang, sejak Lubuak Nyarai mulai ramai dikunjungi wisatawan lokal dan manca negara.

Ada banyak lubuak menjelang sampai di Lubuak Nyarai yang bisa ditemui. Mulai dari Lubuak Ngungun, Batu Tuduang, Lubuak Kasai, Sakayan Jambak, Lubuak Lalang. Desauan dan gemuruh air yang dialirkan di sepanjang lubuak itu, menjadi irama tersendiri dalam perjalan panjang.

Enam mahasiswa UNP yang tengah ber-KKN di Nagari Lubuk Alung, sengaja diangkut untuk meramaikan suasana. Mereka; Yusnia Warman, Anila Putri Yose, Erika Susanti, Jasmanina, Sakinah Hasti, dan Resven Peres. Becetnya jalan, sulitnya medan tempuh terasa berkurang oleh kehadiran calon intelektual bangsa itu.

Semua lubuak yang bersua sepanjang jalan itu, tampak sangat indah dan masih perawan. Dihiasi batu sebesar rumah, menjadi pemandangan menarik yang perlu dilestarikan terus keberadaannya. Air sungainya jernih, sama dengan hulunya di Lubuak Nyarai itu sendiri. Tetapi, manakala hujan lebat turun, seketika air yang jernih berubah jadi keruh.

Bagi Ketua Forum Walinagari Padang Pariaman, Nusirwan Nazar, Walinagari Kudu Gantiang, Syafnil Oyon, Walinagari Limau Puruik Arifnal, Ketua Komunitas Pecinta Batu Akiak Piaman yang sekaligus Ketua KPU daerah itu, Vifner merancahi Lubuak Nyarai itulah pertama kali dilakukannya. "Memang, kalau sesekali ditempuh, perjalan akan terasa sangat lama dan jauh sekali," katanya.

Sayfnil Oyon terkesima melihat keaslian Lubuak Nyarai. Walinagari Limau Puruik, Arifnal tak sanggup mandi, lantaran panasnya kondisi badan akibat berjalan kaki. Hanya Walinagari Lubuk Alung, Harry Subrata yang menceburkan badannya ke Lubuak Nyarai. Dia sudah terbiasa, dan sering pula kesana. "Meskipun lelah yang teramat sangat menjangkiti badan, saat tiba di lokasi yang sebenarnya, datang sendiri obat lelah demikian. Subhanallah. Inilah kekuasaan Tuhan menciptakan alam," kata dia.

Sepanjang Sabtu itu, banyak rombongan lainnya yang sengaja berlibur ke Lubuak Nyarai. Ada SMK Kesehatan Lubuk Alung, mahasiswa Unand, UNP, dan sejumlah remaja dari Lubuk Basung dan Padang Panjang yang kami jumpai di lokasi tersebut.

Dari sekian banyak tempat berhenti untuk istirahat, rombongan memilih Lubuak Lalang sebagai tempat istirahat agak lama. Di lokasi ini, pedagang menyediakan nasi, karena sudah dipesan dari awal oleh Walinagari Harry Subrata. Sambil menunggu nasi matang, walinagari itu mencari yang namanya batu akiak yang saat ini lagi trend-trendnya dipakai banyak orang. (damanhuri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun