Lubuk Alung--Jarak tempuh mulai dari posko hingga ke tempat wisata Lubuak Nyarai sebenarnya tidak jauh amat. Ada sekitar empat kilometer. Tapi, medan tempuh lumayan berat. Komunitas Pecinta Batu Akiak Piaman, dan Forum Walinagari saat ekspedisi, Sabtu lalu merasakan bengkak betis, dan litaknya badan akibat perjalanan demikian.
Sepanjang jalan, ada banyak titik perhentian yang ditandai dengan kedai sederhana. Penjual menyediakan semua kebutuhan penjelajah. Mulai dari sandal jepit, berbagai minuman, makanan sampai kalau dipesan terlebih dulu, ada nasi yang disediakan. Pedagang itu semuanya berdomisili di perkampungan Gamaran. Tiap hari dia berdagang, sejak Lubuak Nyarai mulai ramai dikunjungi wisatawan lokal dan manca negara.
Ada banyak lubuak menjelang sampai di Lubuak Nyarai yang bisa ditemui. Mulai dari Lubuak Ngungun, Batu Tuduang, Lubuak Kasai, Sakayan Jambak, Lubuak Lalang. Desauan dan gemuruh air yang dialirkan di sepanjang lubuak itu, menjadi irama tersendiri dalam perjalan panjang.
Enam mahasiswa UNP yang tengah ber-KKN di Nagari Lubuk Alung, sengaja diangkut untuk meramaikan suasana. Mereka; Yusnia Warman, Anila Putri Yose, Erika Susanti, Jasmanina, Sakinah Hasti, dan Resven Peres. Becetnya jalan, sulitnya medan tempuh terasa berkurang oleh kehadiran calon intelektual bangsa itu.
Semua lubuak yang bersua sepanjang jalan itu, tampak sangat indah dan masih perawan. Dihiasi batu sebesar rumah, menjadi pemandangan menarik yang perlu dilestarikan terus keberadaannya. Air sungainya jernih, sama dengan hulunya di Lubuak Nyarai itu sendiri. Tetapi, manakala hujan lebat turun, seketika air yang jernih berubah jadi keruh.
Bagi Ketua Forum Walinagari Padang Pariaman, Nusirwan Nazar, Walinagari Kudu Gantiang, Syafnil Oyon, Walinagari Limau Puruik Arifnal, Ketua Komunitas Pecinta Batu Akiak Piaman yang sekaligus Ketua KPU daerah itu, Vifner merancahi Lubuak Nyarai itulah pertama kali dilakukannya. "Memang, kalau sesekali ditempuh, perjalan akan terasa sangat lama dan jauh sekali," katanya.
Sayfnil Oyon terkesima melihat keaslian Lubuak Nyarai. Walinagari Limau Puruik, Arifnal tak sanggup mandi, lantaran panasnya kondisi badan akibat berjalan kaki. Hanya Walinagari Lubuk Alung, Harry Subrata yang menceburkan badannya ke Lubuak Nyarai. Dia sudah terbiasa, dan sering pula kesana. "Meskipun lelah yang teramat sangat menjangkiti badan, saat tiba di lokasi yang sebenarnya, datang sendiri obat lelah demikian. Subhanallah. Inilah kekuasaan Tuhan menciptakan alam," kata dia.
Sepanjang Sabtu itu, banyak rombongan lainnya yang sengaja berlibur ke Lubuak Nyarai. Ada SMK Kesehatan Lubuk Alung, mahasiswa Unand, UNP, dan sejumlah remaja dari Lubuk Basung dan Padang Panjang yang kami jumpai di lokasi tersebut.
Dari sekian banyak tempat berhenti untuk istirahat, rombongan memilih Lubuak Lalang sebagai tempat istirahat agak lama. Di lokasi ini, pedagang menyediakan nasi, karena sudah dipesan dari awal oleh Walinagari Harry Subrata. Sambil menunggu nasi matang, walinagari itu mencari yang namanya batu akiak yang saat ini lagi trend-trendnya dipakai banyak orang. (damanhuri)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H