Mohon tunggu...
Rudi Handoko
Rudi Handoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Saya seorang anggota masyarakat biasa di Borneo Barat

Saya seorang anggota masyarakat biasa di Borneo Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hoax dan Perilaku Sebagian Netizen

29 Desember 2015   10:45 Diperbarui: 29 Desember 2015   10:47 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hoax itu serupa dengan kabar burung, semirip dengan kabar angin. Hoax itu tidak bisa di-identifikasi sumber aselinya, hanya bisa dilihat, didengar, dibaca dan dirasa. Jangan tanya darimana asalnya. Kalaupun bertanya, mungkin hanya bisa bertanya pada semut-semut merah yang merayap di dinding, atau pada rumput yang bergoyang ditiup angin.
Pernah baca pesan berantai di media sosial yang mengatasnamakan dr. Boyke, yang intinya menyuruh berhati-hati membeli terompet, kerna dikhawatirkan dapat menularkan berbagai penyakit, sebab terompet itu seringkali dicoba dibunyikan oleh berbagai mulut.
Tidak salah juga pesan tersebut, namun ada yang aneh bagi saya ketika dalam pesan itu memuat bahaya penyakit yang menular lewat terompet itu termasuk HIV-AIDS, selain kanker dan sebagainya.
Betulkah ini opini dokter Boyke? Separah itukah dokter Boyke yang spesialis sehingga lupa dengan media apa saja HIV bisa hidup dan melalui cara seperti apa saja HIV bisa menular... Sekadar info ringkas, HIV sampai saat ini hanya ditemukan dan menular melalui cairan darah, cairan vagina, cairan sperma dan ASI. Penularannya pun tak semudah meniup terompet lalu tertular, HIV hanya bisa menular melalui hubungan sex yang tidak aman dengan pasangan yang mengidap HIV, tranfusi darah yang tercemar HIV, penggunaan jarum suntik yang tercemar HIV dan digunakan bergantian, terutama di kalangan pengguna narkoba suntik (penasun), serta dari ibu ke bayi terutama ASI. Kalau bekas mulut di terompet? Bisa HIV kah? Yaa begitulah ciri-ciri hoax.
Bersyukurlah pada internet, dengan adanya beliau ini, segala informasi mudah dihampiri, segala cerita mudah dibagi. Apalagi sejak adanya media sosial atau medsos, selain mudahnya berbagi, mudah pula kenal berkawan, pertemanan yang dah terputus lamapun boleh disambung lagi, asal jangan sering bermain hati. Terpujilah medsos!
Namun, kemudahan berbagi ala medsospun bagaikan bumerang. Yaah itu tadi, cerita banyaknya hoax dan banyaknya berita tanpa klarifikasi (kalau tak mau dikatakan berita sampah).
Sudah baca berita tentang mahasiswa UIN Kalijaga yang dituding ikut ibadah Natalan? Bukan sekadar hadir, tapi ikut ibadah kunun kisah dalam beritanya. Dan tersebarlah berita ini bagaikan wabah, disertai dengan maki hamun akan kisahnya. Ternyata ada klarifikasi dari UIN bahwa mereka itu mahasiswa jurusan studi perbandingan agama, sedang penelitian partisipatif, sehingga mereka hadir pas saat misa Natal. Terlepas dari kontroversi kehadiran mereka, tapi berita tendensius sudah terlanjur menyebar, dan saya yakin yang menulis berita ini tak pernah mengklarifikasi terlebih dahulu kepada pihak UIN Kalijaga (tabayun begitulah).
Penghakiman pun terjadi, sudahlah dihakimi oleh isi berita tersebut. Pun, sebagian para netizen ikut-ikutan menghakimi dan latah juga ikut-ikutan menyebarkan. Demikian juga cerita hoax yang mengatasnamakan dokter Boyke tersebut...
Media sosial atau sosial media, kunun sebagian besar para penggunanya adalah kalangan menengah terdidik. Harusnya para pengguna internet dan media sosial seperti inilah yang mestinya agak "cerdas" memilih dan memilah serta tak menelan mentah-mentah setiap informasi yang diterima. Kalau ada yang suka menelan mentah-mentah, mungkinkah termasuk kategori netizen kurang terdidik? Aaah sudahlaah... :-)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun