Mohon tunggu...
Rudi Handoko
Rudi Handoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Saya seorang anggota masyarakat biasa di Borneo Barat

Saya seorang anggota masyarakat biasa di Borneo Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gila

26 April 2016   13:37 Diperbarui: 26 April 2016   14:48 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Gila, terlalu banyak orang gila di dunia ini. Gila harta, gila jabatan, gila kuasa, dan sebujurnya memang gila hilang akal.

Cerita tentang gila... Dulu, dulu sekali ketika saya masih sering (pernah suka) baca, pernah saya terbaca tentang faham atau aliran atau tradisi bernama Malamatiyah. Suatu faham atau tradisi di kalangan ahli sufi, berisi kisah tentang orang-orang "gila." Malamatiyah, orang-orang gila yang seringkali melakukan amalan perbuatan yang menyimpang pada pandangan orang ramai, janggal dan sumbang di dalam adat, terkesan melanggar di aturan syara'. Orang-orang gila ini ternampak suka kedengan amalan munkar, mendekati fi'il maksiat dan aneh, bahkan betul-betul bertingkah laku gila. Misalkan suka mengunjungi tempat pelacuran, berkawan bercampur dengan penjahat, pemabuk, penzina, pencuri, hidup gembel dan sebagainya. Bukan hanya mendekati tempat-tempat maksiat, bahkan seakan ikut terlibat dan tenggelam dalam maksiat itu sendiri. Begitulah kira-kira gambarannya.

Namun, apakah mereka itu betul-betul bermaksiat, munkar dan gila? Nah, kunun inilah uniknya faham dan tradisi Malamatiyah. Mereka berbuat macam itu sejatinya untuk apa? Untuk dicela, untuk dimaki hamun dan tentu saja untuk dipandang rendah di mata manusia, sebagai pendosa, ahli maksiat, orang gila dan manusia hina. Mengapa? Sebab di situlah letak khasnya. Kunun, orang-orang macam ini, amat tak menyukai label, level dan kedudukan yang baik-baik. Mereka tak suka pada apa yang disandang, dipakai dan melekat, pada atribut-atribut yang dapat membuat mereka dikenal, bahkan dikenal kerna kebaikan, kealiman dan terpandang. Dengan kehinaan dan keburukan itulah, mereka ingin dunia mengenalnya. Sehingga selalu tersembunyi dan hijabnya tertutup melalui yang buruk rupa di mata dunia dan manusia itu. Sebab apa? Sebab orang-orang seperti itu terlampau takut dan khawatir, kebaikan, kealiman dan terpandangnya kerna amal perbuatan yang zahir, boleh merusakkan dan mengurangi asyik masyuqnya bersama Rabb-nya, bahkan menjerumuskan pada sifat-sifat buruk yang sulit dielakkan jika dah menjangkiti hati.

Namun, kerna "bahayanya" Malamatiyah, ramai pula yang mencelanya. Sebab perkara bathil, maksiat dan munkar yang didekati memang dapat mencelakakan pada pandangan awam. Tak boleh ditiru dan ditauladani secara kasat mata oleh umumnya manusia. Sulit difahami dan dimengerti kedengan akal budi. Bahaya sungguh bahaya... Tapi, selalu saja dan ada saja orang-orang khawas yang mengamalkannya. Tak tahulah kita siapa mereka, sebab itu dunianya "orang-orang gila," bahkan hanya orang-orang yang khas juga yang mengetahui jatidiri mereka.

Haaahhh, dunia memang banyak orang gila, dan gilalaah mereka. Yang pasti mereka tak masuk kategori gila harta, gila jabatan, gila kuasa, dan kawan-kawannya. Waspadalah dengan orang gila... :-)

[Tok Angah]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun