Mohon tunggu...
Rudi Handoko
Rudi Handoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Saya seorang anggota masyarakat biasa di Borneo Barat

Saya seorang anggota masyarakat biasa di Borneo Barat

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Final Euro 2020, Kegagalan Panitia Lokal

12 Juli 2021   06:15 Diperbarui: 12 Juli 2021   07:20 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Final yang menegangkan, meski tak cukup menghibur, karena Italia yang dominan sedangkan Inggris lebih memilih bertahan kalau ndak mau disebut parkir bus. Walaupun begitu, final yaa pasti tak mudah dan akhirnya mesti adu hoki lagi, tos-tosan babak pinalti. 

Dan, lagi-lagi Italia menang tuah, sukses merengkuh Piala Eropa setelah tiga algojonya sukses mengeksekusi pinalti, sedangkan algojo Inggris cuma bisa menuntaskan dua jatah. Dua kiper tampil bagus, Donnarumma dan Pickford cemerlang. Sebagai pemenang Donnarumma dapat poin lebih tentunya.

Sepanjang pertandingan, meski menguasai jalannya, Italia seperti kehabisan cara, mengutak-atik mengoper bola, tapi seolah tak cukup berguna. 

Dianugerahi para gelandang yang piawai seperti Verrati, Insigne, Jorginho, dkk, konon mengusung tiki-talia, ciamik tapi seperti kebingungan untuk menembus pertahanan Inggris yang solid, bahkan hampir tak menyisakan penyerang, dan seperti tak memberikan celah pemain Italia untuk shoot. Meski ada peluang tapi sering gagal.

Sedangkan Inggris, setelah sukses mengejutkan mencuri gol di menit awal pertandingan melalui kaki Shaw, yaa meski awalnya mampu mengimbangi dan bermain lebih variatif melalui drible para pemain seperti Kane, Mount dan Sterling, serta cukup membahayakan jika menyerang balik via sayap. Terkadang Inggris bermain seperti "khittahnya," kick and rush dan long pass. Namun yaa itu, Inggris terlalu lama memilih bertahan, hingga akhirnya jebol juga, Italia menyamakan skor melalui bola kemelut via tendangan sudut, yang berhasil disambar Bonucci.

Di menit-menit akhir, Inggris baru tampak berinisiatif menguasai bola dan menyerang setelah Henderson, Sako dan Grealish masuk. Agak berubah ritme, sampai extratime. Italia malah tampak mengendor, apalagi setelah Chiesa cedera dan Verratti ditarik keluar.

Beberapa pergantian pemain dilakukan oleh kedua tim di babak extratime, sepertinya memang persiapan untuk adu pinalti. Namun, begitulah permainan ball, "Inggris, kalian belum beruntung!" Di Wembley stadion keramatnya, "Panitia Lokal" EURO2020 ini mesti merelakan trofi Piala Eropa gagal digapai tangan.

Mungkin sumpah seluruh Eropa berlaku, terutama dari fans Jerman, Denmark dan dengan dukungan Wales plus Skotlandia. Football's Coming to Rome, not to Home.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun