Mengalahkan Brazil, itu misi Argentina dalam setiap pertemuan di match ball-ballan. Dan, mengalahkan Brazil di final turnamen mayor, seperti Copa America, tentu saja pasti disambut pesta pora di Buenos Aires dan pelosok Argentina, bahkan seluruh pendukung Argentina di seluruh dunia.
Secara permainan, sedari awal dua tim tampak berhati-hati, seolah sama sadar diri, bahwa yang dihadapi bukan saja sesama tim yang memiliki banyak pemain bagus dengan kualitas sama rata, namun boleh jadi karena juga faham bahwa sesama musuh bebuyutan pasti akan ngotot dan pantang tampil ala kadarnya. Terbukti, permainan keras menjurus kasar diperlihatkan, beragam jurus pelanggaran dilakukan.Â
Dan, meski beberapa pemain juga menunjukkan beragam akting di lapangan, selain adu unjuk skill dan trik, tapi wasit cukup baik memimpin, tak terpancing dengan gegayaan menjatuhkan diri para pemain. Mungkin belajar dari pengalaman semifinal EURO 2020, tak mau jadi korban diving "Sterlingisasi."
Brazil lebih dominan iya... Tapi kesulitan menembus barisan pertahanan yaa iyaa juga. Apalagi seperti tidak bermain kolektif sebagai tim, memang impresif namun yaa seolah mengandalkan skill individu belaka. Barisan pertahanan Argentina dan kipernya si Emiliano Martinez yang disia-siakan SSB Arsenal, menunjukkan performa yang baik.
Adapun Argentina, beruntung umpan jauh yang gagal dihalau bek Brazil, dapat direbut Di Maria, dan sontekan chip membuahkan gol cantik menipu dan tak terjangkau Ederson. Satu-satunya gol di pertandingan ini, gol penentu juara Copa America bagi Argentina.
Selebihnya, apalagi babak kedua, Brazil mencoba mengejar ketertinggalan, tapi tak kunjung sukses, Argentina sesekali mencuri peluang, bahkan Messi berpeluang menambah gol, andai Ederson juga tak tampil baik mampu menghadangnya.
Hasil akhir berpihak ke Argentina, mereka layak juara. Messi, mungkin bukan man of the match dalam pertandingan final ini. Namun sebagai pemain yang paling konsisten sepanjang perhelatan, mungkin dia kan jadi pemain terbaik turnamen sekaligus top skorer. Ditambah prestasi ini, boleh jadi Ballon D'Or kan menunggu. Yaa kandidat kuat si-Kutu ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H