Tak ada yang aneh dalam sepakbola. Meskipun kekalahan tim-tim unggulan pada Copa America seperti Argentina dan Brazil yang mesti kalah lewat adu penalti memang mengejutkan, juga kekalahan Kolombia yang mesti mengakui keunggulan Peru, dan Chile yang tumbang ditaklukan oleh tim yang sebenarnya tak masuk hitungan yakni Venezuela, namun dalam dunia sepakbola kejadian demikian sebenarnya tetap tak mengherankan. Seingat saya dulu pada Piala Eropa 2004, Portugal yang diunggulkan dan menjadi Tuan Rumah pun keok ketika berhadapan dengan Yunani di final, juga ketika Irak yang masih acakkadut berhasil memukul telak Australia pada final Piala Asia 2007 di Jakarta. Khusus untuk Argentina, ketika berhadapan dengan Uruguay, maka sejatinya kekuatan tak jauh berbeda, karena Uruguaypun bukan tim anak bawang, Uruguay adalah kampiun 14 kali Copa America dan Juara Piala Dunia 2 kali (termasuk Piala Dunia Pertama).
Walaupun banyak dihuni oleh pemain bintang, bukan jaminan suatu tim akan mudah menang. Ada banyak faktor penentu, seperti kolektifitas dan kekompakan, semangat, mentalitas dan daya juang, kedisiplinan permainan dan pastinya faktor lucky juga. Uruguay dan Paraguay tentu beruntung memiliki kiper yang jeli dan tangkas seperti Muslera dan Villar. Argentina, Brazil, Kolombia dan Chile tentu berduka karena keberuntungan sedang tidak menaungi Messi, Pato, Falcao dan Sanchez serta rekan-rekan se-tim mereka. Karena sejatinya permainan mereka tetap menarik.
Berita-berita mengejutkan dari dunia sepakbola membuktikan, bahwa tak ada yang tak mungkin. Dan akhirnya, Tim Sepakbola Perempuan dari Negeri Matahari Terbit berhasil menjadi Juara Piala Dunia Perempuan untuk pertama kali setelah mengalahkan Tim Sepakbola Perempuan dari Negeri Paman Sam, juga melalui drama adu penalti. Kebanggaan beruntun tentunya bagi balatentara Dai Nippon di lapangan hijau, setelah sebelumnya Tim Pria-nya berhasil mengalahkan Australia pada Piala Asia. Tentunya mereka akan berteriak “Banzai…” Yang pasti keberhasilan negara-negara seperti Jepang ini bukan hasil pat-gulipat, simsalabim dan abrakadabra. Selain memiliki pembinaan yang baik untuk mengembangkan sepakbola modern, yang patut diacungi jempol adalah semangat, mentalitas dan daya juang. Siapa yang tak kenal semangat Jepang yang pantang menyerah. Jadi apa maknanya…?
Meminjam lirik lagu Jogja Istimewa, maka dalam sepakbola kemenangan harusnya dimaknai “menang tanpa merendahkan,” trus bagaimana dengan kekalahan? Kekalahan jangan dijadikan alasan untuk “perang batu.” Hehehehehe:-)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H