Mohon tunggu...
Alhamda Rani
Alhamda Rani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I hold a Bachelor's degree in Management from Airlangga University, where I gained a solid foundation in various management principles and practices.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tidak Ada yang Salah dari Keputusan Untuk Pergi

28 Desember 2024   19:52 Diperbarui: 28 Desember 2024   19:50 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sepenggal lirik lagu dengan tajuk "Matilda" yang dinyanyikan oleh Harry Styles berbunyi, "You don't have to be sorry for leaving and growing up" Kalimat sederhana ini menyiratkan makna mendalam tentang pilihan hidup yang seringkali kita hadapi, yaitu keputusan untuk menetap atau meninggalkan sesuatu.

Dalam setiap fase kehidupan, manusia dihadapkan pada pilihan-pilihan yang mengharuskan mereka mengejar sesuatu dan melepaskan hal lainnya. Sebelumnya, banyak dari kita mungkin berpikir bahwa segala sesuatu yang telah lama menyertai kehidupan kita harus tetap ada dalam perjalanan menuju masa depan serta garis pemberhentiaannya. Kita beranggapan bahwa kebahagiaan hanya bisa dicapai dengan mempertahankan semua elemen yang ada dalam hidup kita saat ini. Berkaitan dengan loyalitas, pastinya muncul segenap perasaan ragu dan bersalah untuk tak mengikutsertakan sesuatu yang ada sejak awal dan melingkari kehidupan kita.  

Pemikiran tersebut seringkali membuat kita terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan. Kita mempertahankan kesetiaan dengan harapan orang lain akan membalas dengan sikap yang sama, padahal hal ini justru dapat menghambat perkembangan diri. Pertanyaan kritis yang perlu ditelaah kembali adalah mengapa kita merasa takut meninggalkan orang-orang yang tidak lagi memberikan energi positif? Apa yang mendasari ketakutan kita untuk beranjak dari mereka yang justru mempersulit langkah kita menuju perbaikan diri?

Sebelum mengambil keputusan untuk berpindah, ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan. Kita harus memeriksa apa yang tertinggal, apa yang bisa dibawa ke tempat baru, dan apakah hal-hal tersebut masih relevan dengan kehidupan baru yang akan kita jalani. Yang terpenting adalah mengevaluasi apakah kita akan baik-baik saja jika meninggalkan sesuatu tersebut, atau sebaliknya, apakah membawa serta hal tersebut justru akan memberatkan langkah kita dalam bertindak selanjutnya.

Pengalaman menunjukkan bahwa seringkali kita menghadapi situasi di mana pilihan kita tidak mendapat dukungan dari orang-orang terdekat. Mereka mungkin bersikap acuh tak acuh terhadap keputusan yang kita ambil. Pada saat seperti ini, kita perlu menyadari bahwa eksistensi kita, termasuk kesulitan dan ketidakhadiran kita, mungkin bukanlah hal yang terlalu signifikan bagi mereka.

Proses melepaskan ikatan memang tidak mudah. Diperlukan keberanian untuk melonggarkan hubungan secara bertahap hingga akhirnya terputus sepenuhnya. Masa-masa setelah kehilangan bisa menjadi sangat sulit karena kita tidak terbiasa dengan situasi baru. Namun, penting untuk diingat bahwa semakin jarang berinteraksi, kebutuhan kita terhadap sesuatu atau seseorang akan semakin berkurang seiring berjalannya waktu.

Dalam perjalanan hidup yang panjang ini, kita perlu mengembara untuk menemukan tidak hanya jati diri, tetapi juga berbagai elemen yang akan menjadi bagian dari kehidupan kita. Jika suatu hubungan atau situasi tidak memiliki kelanjutan di masa depan, kita harus bisa menerimanya. Kita tidak bisa sepenuhnya mengendalikan faktor eksternal, meskipun kita berusaha keras mengondisikan diri dari dalam.

Perputaran waktu adalah keniscayaan. Setiap langkah yang kita ambil, baik maju maupun mundur, membawa perubahan yang signifikan pada orang-orang di sekitar, lingkungan, dan bahkan diri sendiri. Tidak semua pihak akan selalu mendukung atau menyetujui keputusan yang kita ambil.

Kesimpulannya, tidak ada yang salah dengan keputusan untuk pergi, terutama jika itu demi pertumbuhan pribadi. Proses melepaskan memang menyakitkan, tetapi sering kali diperlukan untuk mencapai kebahagiaan dan perkembangan diri. Dengan berani mengambil langkah tersebut, meskipun harus melakukannya sendiri, kita membuka peluang baru untuk menemukan jati diri dan menciptakan lingkungan yang lebih positif di sekitar kita. Keberanian untuk meninggalkan sesuatu yang tidak lagi relevan adalah kunci untuk melangkah maju dalam hidup dengan lebih baik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun