Mohon tunggu...
A Jahedi
A Jahedi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa dan Calon Guru Sejarah

Sejarah merupakan interaksi antara masa lalu, masa kini dan masa depan, tanpa sejarah seseorang tidak akan mengenal identitas dirinya dan bangsanya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Surabaya 1945: Api Perlawanan & Puncak Patriotisme Indonesia

26 Oktober 2024   19:22 Diperbarui: 26 Oktober 2024   19:37 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertempuran Surabaya merupakan salah satu peristiwa paling heroik dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Terjadi pada tanggal 10 November 1945, pertempuran ini menjadi simbol perlawanan rakyat Indonesia terhadap tentara Sekutu dan Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Karena keberanian dan semangat juang yang luar biasa, 10 November kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Latar Belakang Pertempuran

Setelah Jepang menyerah pada Sekutu pada 15 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Namun, situasi di Indonesia masih sangat kacau. Belanda, yang ingin menjajah kembali Indonesia, bekerja sama dengan Sekutu untuk mengirim pasukan ke Indonesia. Pasukan Sekutu yang tiba di Indonesia dipimpin oleh Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby dari Inggris. Awalnya, mereka mengklaim kedatangan mereka hanya untuk melucuti senjata tentara Jepang, tetapi tujuan sebenarnya adalah membantu Belanda untuk merebut kembali kendali atas wilayah Indonesia.

Pada akhir Oktober 1945, ketegangan mulai meningkat di Surabaya. Tentara Inggris dan Sekutu berusaha mendesak rakyat Surabaya untuk menyerahkan senjata mereka. Namun, pemuda dan rakyat Surabaya menolak, karena merasa perjuangan mereka dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah harga yang sangat mahal untuk dikompromikan.

Insiden Kematian Brigadir Jenderal Mallaby

Ketegangan antara rakyat Surabaya dan pasukan Inggris memuncak pada 30 Oktober 1945 ketika terjadi insiden yang menewaskan Brigadir Jenderal Mallaby di Surabaya. Saat itu, Jenderal Mallaby sedang dalam perundingan dengan para pemimpin Indonesia untuk meredakan ketegangan. Namun, situasi di lapangan tidak terkendali, dan mobil yang ditumpangi Mallaby diserang, hingga terjadi ledakan yang mengakibatkan kematiannya.

Kematian Mallaby membuat Inggris marah besar. Sebagai reaksi, Inggris mengeluarkan ultimatum pada 9 November 1945, yang meminta rakyat Surabaya untuk menyerah tanpa syarat, mengembalikan semua senjata, dan menghentikan perlawanan. Jika tidak diindahkan, Inggris akan menggunakan kekuatan penuh untuk menaklukkan Surabaya.

Pertempuran yang Meletus

Pada 10 November 1945, pertempuran sengit pecah ketika rakyat Surabaya menolak ultimatum Inggris. Serangan besar-besaran dari pihak Inggris dilancarkan, dengan mengerahkan pasukan darat, artileri berat, tank, dan pesawat tempur. Pasukan Inggris menggunakan kekuatan yang sangat besar untuk menghancurkan perlawanan, termasuk menembakkan meriam dari kapal perang di laut dan menjatuhkan bom dari pesawat udara.

Rakyat Surabaya, meski dengan persenjataan yang terbatas, melawan dengan semangat yang luar biasa. Mereka terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk kaum muda, tua, dan bahkan wanita. Tokoh-tokoh pemimpin seperti Bung Tomo muncul sebagai penggerak semangat perjuangan rakyat melalui pidato-pidato yang membangkitkan patriotisme. Pidato Bung Tomo di radio berhasil memotivasi para pejuang untuk terus bertempur, meskipun menghadapi kekuatan yang sangat superior.

Akibat dan Dampak Pertempuran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun