Interaksi dengan teman sebaya
Hubungan dengan teman sebaya memiliki pengaruh yang kuat dalam kehidupan kita, maka sudah sepatutnya kita memilih teman yang baik dan bisa mengajak kita ke jalan yang benar. Bukan ke jalan yang salah ya!
Lantas sebagai orang tua apakah perlu memperhatikan hubungan teman sebaya sang buah hati? Tentu perlu ya, Bunda.
Mari kita bahas bersama peran orang tua dalam memperhatikan hubungan teman sebaya buah hati!
Sebelum itu, kita bahas konsep dasar interaksi teman sebaya
Interaksi merupakan hubungan antara satu individu dengan individu yang lainnya, di mana perilaku dari satu individu itu bisa memengaruhi, merusak, mengubah, hingga memperbaiki individu yang lain. Sedangkan teman sebaya merupakan suatu hubungan pertemanan diantara teman seumuran atau relative sama. Santrock juga menyatakan bahwa teman sebaya merupakan orang dengan tingkat umur dan kedewasaan yang sama.
Hurlock memiliki pendapat bahwa peran teman sebaya terhadap anak usia dini itu sangat besar, karena sebagian waktu anak dilakukan di luar ruangan bersama dengan teman-temannya sebagai suatu kelompok. Jadi, teman sebaya dapat memengaruhi anak dalam hal sikap, minat, penampilannya, perkataannya.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa interaksi teman sebaya merupakan hubungan antara dua anak atau lebih yang seumuran dan dari hubungan tersebut dapat memengaruhi kehidupan anak.
Nah, faktor-faktor apa saja yang bisa memengaruhi interaksi teman sebaya?
Menurut Hasman, ada faktor yang menyebabkan diterima atau ditolaknya seorang anak dalam berinteraksi dengan teman sebayanya, apa itu?
- Faktor yang menyebabkan anak diterima teman sebaya:
- Penampilan dan perbuatannya baik dengan orang lain.
- Kemampuan berpikirnya baik, ia mempunyai inisiatif atau ide-ide positif serta selalu mementingan kepentingan kelompok.
- Sikapnya sopan, peduli dengan orang lain, sabar, dan tidak egosentris.
- Bertanggung jawab serta menjalankan pekerjaan dengan baik, menaati peraturan kelompok, bisa menyesuaikan diri dalam berbagai situasi.
- Faktor yang menyebabkan anak ditolak teman sebaya:
- Penampilan dan perbuatannya, sering menentang, pemalu, dan suka menyendiri.
- Malas dan pemarah
- Sikap dan sifat yang egosentris, suka melanggar aturan dan menguasai orang lain.
Penerimaan dan penolakan dari teman sebaya sangat berpengaruh pada anak. Jika anak diterima dalam lingkungan teman sebayanya maka ia merasa dihargai dan dibutuhkan oleh temannya. Namun sebaliknya, jika ia ditolak maka ia merasa kecewa dan diabaikan oleh teman sebayanya.