Mohon tunggu...
A. Muna Zaeda S
A. Muna Zaeda S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Remaja

Halo, semua! Sehat-sehat ya!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Anger Management Sejak Anak Usia Dini

26 November 2022   12:21 Diperbarui: 26 November 2022   12:26 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang emosi marah. 

Pasti kita semua sebagai manusia pernah marah, baik kepada benda, orang lain, bahkan ke hewan. Misalnya, ada anak ingin bermain di bawah derasnya air hujan, tapi orang tuanya melarangnya sebab takut anaknya sakit. Anak tersebut pasti marah hingga menangis.

Kita sebagai orang tua harus dapat mengajarkan anak cara mengendalikan emosi marah, agar ia dapat mengelola marahnya sendiri dengan baik di kemudian hari. Atau yang biasa disebut dengan anger management.

Untuk lebih jelasnya yuk kita bahas bagaimana sih anger management pada anak? Dan apakah hal itu penting dilakukan?

Chaplin (terjemahan Kartono, 2011) mendefinisikan marah merupakan suatu reaksi emosional akut yang ditimbulkan oleh sejumlah situasi yang merangsang termasuk ancaman lahiriah, pengekangan diri dari lisan dan kekecewaan. Menurut Mawardi Labay El-Sulthani (2002), emosi marah adalah suatu luapan emosi yang meledak-ledak dari dalam diri yang dilampiaskan menjadi suatu perbuatan untuk membalas kepada orang yang menyebabkan marah.

Marah merupakan emosi yang paling berbahaya di antara emosi yang lainnya. Marah ini dapat ditunjukkan dengan nada bicara yang meninggi, wajah memerah, menendang sesuatu, hingga melempar sesuatu.

Emosi marah dapat terjadi diakibatkan oleh sesuatu, jadi tidak serta merta hanya spontan marah. Semua hal pasti ada sebab akibatnya begitu juga dengan emosi marah. Menurut Mulyono (2006) secara garis besar sebab yang menimbulkan emosi marah itu terdiri dari faktor fisik dan psikis. Sebab-sebab yang mempengaruhi faktor fisik antara lain:

  • Kelelahan yang berlebihan.
  • Zat-zat tertentu yang dapat menyebabkan marah. Misalnya jika otak kurang mendapat zat asam, orang itu lebih mudah marah.
  • Hormon kelamin pun dapat mempengaruhi marah seseorang. Kita dapat melihat dan membuktikan sendiri pada sebagian wanita yang sedang menstruasi, rasa marah merupakan ciri khas yang utama.

Sedangkan faktor psikis yang menimbulkan emosi marah adalah erat kaitannya dengan kepribadian seseorang. Terutama sekali yang menyangkut apa yang disebut dengan self concept yang salah yaitu anggapan seseorang terhadap dirinya sendiri yang salah. Self concept yang salah selalu menghasilkan pribadi yang tidak seimbang dan tidak matang. Karena seseorang akan melihat dirinya sendiri sangat berlainan sekali dengan kenyataan yang ada.

Tidak seperti orang dewasa yang dapat menahan amarah, anak usia dini kebanyakan masih sulit mengontrol emosinya sendiri. Ada beberapa cara untuk mengontrol marah salah satu caranya yakni dengan mengajarkan anger management. Anger management atau manajemen marah adalah proses belajar mengenali kapan kita marah dan mengambil tindakan untuk menenangkan diri, serta menghadapi suatu situasi dengan cara yang produktif.

Lalu, bagaimana mengajarkan anger management pada anak?

  1. Mengajari anak untuk mengenal emosinya. Dengan bertanya pada anak terkait yang dia rasakan ketika marah. Dengan begitu anak akan memahami situasi yang membuatnya marah. Biarkan ia bercerita sampai nyaman dan lega.
  2. Mengajak anak menilai tingkatan emosinya. Dengan cara menggambar termometer berukuran besar di suatu kertas, lalu diberi angka 0-10. Kasih tau anak jika ia sedang tidak marah berati 0, marah sedang berarti 5, dan marah sekali berarti 10. Dengan demikian, orang tua akan mengetahui tingkat kemarahan anaknya dan mengetahui penyebabnya.
  3. Membuat aturan kemarahan. Membuat aturab tentang hal apa yang tidak boleh dilakukan ketika sedang marah. Misalnya, tidak boleh melempar barang, melempar barang, memukul barang, menyakiti diri sendiri maupun orang lain. Jika anak melakukan hal yang dilarang itu, orang tua dapat memberikan teguran atau hukuman atas perilakunya. Namun, jangan sampai membuat anak trauma. Bisa dilakukan dengan mengurangi uang jajannya, jatah mainannya, dan lain-lain.
  4. Mengajarkan anak ketika marah disalurkan ke hal yang baik dan tepat. Contohnya, dengan menulis, menggambar, mendengarkan musik, atau menonton film.
  5. Orang tua memberikan contoh yang baik. Sebagai orang tua atau role model untuk anaknya, perilaku, tindakan, perkataan harus baik agar anak mencontoh hal-hal baik itu.

Nah, kalian sudah tau kan apa itu anger management dan bagaimana caranya. Lantas apakah hal itu penting untuk diajarkan ke anak usia dini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun