Otak dan kecerdasan manusiaÂ
Pada anak usia dini atau lima tahun pertama dalam kehidupan seorang manusia harus dididik semaksimal mungkin. Terdapat cara yang tepat dan produktif dalam meningkatkan otak dan kecerdasan anak, yakni dengan bermain permainan yang baik, melestarikan lingkungan rumah, juga cinta dan kasih sayang yang diberikan orang tua pada anak.
Masa depan seorang anak dipengaruhi oleh seberapa baik orang tua mendidik dan membesarkannya. Otak manusia mengalami transisi terus menerus dan dibentuk lebih jauh hingga ia dewasa bahkan usia tua. Namun, pada masa golden age atau masa kanak-kanak harus lebih diperhatikan dengan intens. Ketika orang tua memberi pengaruh paling besar di dalam kehidupan sang anak, setiap ucapan, tindakan, perilaku, pengalaman akan direkam oleh anak dan tak terhapus. Jika bentuk stimulusnya tepat dan benar maka dapat membangun otak yang mendorong kecerdasan serta kesejahteraan emosional. Namun, jika bentuk stimulusnya salah maka akan menghambat pertumbuhan kecerdasan anak, sel-sel otak terbunuh, dan membuat anak lebih rentan terhadap suatu masalah.
IQ seorang anak akan mengalami penurunan atau tidak mencapai potensi penuh jika anak tidak dididik dengan maksimal di tahun-tahun awal kehidupannya. IQ bisa diperoleh juga bisa hilang dari apa yang dilakukan dan diabaikan oleh keluarga. Untuk meningkatkan pertumbuhan dan kecerdasan otak anak, ada beberapa cara antara lain: memberi makan anak dengan gizi yang seimbang, tes standar tentang depresi dan kebiasaan buruk, memberikan batasan waktu pada anak ketika bermain game atau menonton televisi.
Ketika seseorang bertambah dewasa, otak dan kecerdasannya bisa terus diasah. Dapat dengan melakukan permainan dan kegiatan yang baik. Bersosialisasi dengan orang lain agar meningkatkan kemampuan emosionalnya. Hingga kemampuan berpikir kritis pun dapat diasah seiring berjalannya waktu.
Selanjutnya kita akan membahas otak kanan dan kiri, apakah mitos?
Otak kanan dan otak kiri istilah tersebut sudah tidak asing lagi bagi masyarakat umum. Otak manusia hanya didominasi oleh sebagian otak saja, yakni otak kanan dan kiri. Otak kanan ke hal-hal yang lebih bersifat artistik dan kreatif, sedangkan otak kiri ke hal yang bersifat analitis dan logis. Namun, ternyata masih belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan otak manusia lebih dikontrol salah satu bagian otak tersebut.
Menurut para ilmuwan pun teori otak kanan dan kiri adalah mitos. Banyak beredar bahwa jika otak kiri lebih dominan maka individu tersebut bersifat logis dan pintar matematika. Jika otak kanan lebih dominan maka individu tersebut adalah orang yang kreatif dan artistik.
Tetapi, seorang ilmuwan dari University of Utah Jeffrey Anderson melakukan penelitian lebih dari 1000 otak manusia. Beliau melakukan perbandingan kinerja otak dari sisi yang berbeda-beda. Ketika kegiatan otak dipindai memakai MRI pada dasarnya kedua sisi otak kurang lebih sama dalam hal jaringan saraf dan konektivitasnya. Jeffrey mengatakan bahwa penelitiannya menekankan teori otak kanan vs otak kiri sebenarnya adalah mitos.
Pembahasan selanjutnya kita akan membahas apakah genetik menentukan otak dan intelegensi?
Banyak yang mengatakan bahwa genetik dapat mempengaruhi intelegensi atau kecerdasan seorang anak. Apalagi gen kecerdasan seorang Ibu akan menurun pada anaknya. Apakah itu benar?