Mohon tunggu...
A. Muna Zaeda S
A. Muna Zaeda S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Remaja

Halo, semua! Sehat-sehat ya!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sang Penyelamat Bonbon

4 Maret 2022   21:35 Diperbarui: 4 Maret 2022   21:42 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Momo menghela napas. "Ya sudah, aku pergi dulu ya." Monyet itu pun pergi menyisakan Bonbon sendirian.

"Dasar sangat penakut," ejek Bonbon sembari tertawa.

Beruang cokelat itu pun melanjutkan perjalanan menuju rumahnya yang tinggal beberapa meter saja. Namun, baru dua langkah ia berjalan. Tiba-tiba seekor rusa dari arah samping mendorong tubuh besar Bonbon dengan kepalanya.

Bonbon yang kebingungan menatap rusa itu heran. "Ada apa?!" tanyanya dengan nada tinggi.

Rusa itu tidak menjawab, ia kembali mendorong tubuh Bonbon agar bersembunyi di balik semak belukar. Bonbon baru menyadari bahwa rusa ini adalah rusa yang dulu ia ejek karena berpikir dia hewan yang sombong. Padahal rusa ini memang tuli karena tembakan pemburu.

Tanpa tahu apa maksud rusa itu, Bonbon pun bersembunyi di balik semak belukar bersama rusa itu. Dua detik setelah mereka sembunyi, suara tembakan terdengar dan peluru melesat di samping tempat persembunyian dua hewan itu, nyaris saja terkena tubuh besar Bonbon.

"Hah peluru?" Bonbon memelototkan matanya terkejut melihat peluru hampir mengenai tubuhnya. Rupanya rusa itu telah menyelamatkan nyawanya dari pemburu.

Rusa kecil itu memang memiliki kekurangan dengan telinganya, tetapi ia memiliki kelebihan pada matanya. Mata tajamnya bahkan bisa menembus kegelapan malam seperti saat ini. Sedari tadi Rusa itu telah melihat seorang pemburu berpakaian serba hitam sembari membawa senapan panjang khas para pemburu. Ketika ia mengetahui bahwa pemburu itu menargetkan Bonbon sebagai targetnya, rusa itu langsung berlari untuk menyelamatkan Bonbon.

"Apakah itu sosok mengerikan yang Momo maksud tadi ya?" Ternyata rumor itu memang benar adanya. Itu adalah sang pemburu dengan senapan panjang ditangannya. Bonbon bergidik ngeri membayangkan peluru itu menembus tubuh besarnya.

"Terima kasih, Rusa. Kamu telah menyelamatkan nyawaku." Bonbon menatap rusa itu tulus. "Aku minta maaf atas ucapanku waktu itu."

Rusa itu mengangguk mengerti, bahkan sebelum Bonbon meminta maaf, ia telah memaafkan kesalahan beruang cokelat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun