Perpustakaan menjadi fasilitas umum yang bisa diakses di mana-mana. Tak tanggung-tanggung jumlah perpustakaan di Indonesia pun juga cukup banyak.
Jumlah perpustakaan di Indonesia sekitar 93.612, yang terdiri dari 3.293 perpustakaan umum, 1.628 perpustakaan khusu, 1.429 perpustakaan perguruan tinggi, dan 87. 262 perpusatakaan sekolah (Perpusnas, online).
Seiring berkembangnya zaman, perpustakaan pun juga ikut berkembang. Saat ini, perpustakaan bisa diakses melalui media digital. E-library atau electronic library menjadi inovasi dunia kepustakaan. Bahkan fasilitas yang ada di perpustakaan nasional sudah begitu canggih.
Tidak ketinggalan, fasilitas yang ada di Perpustakaan dan Arsip Daerah Prov. D.I Yogyakarta (Grhatama Pustaka) memberikan pelayanan dan fasilitas yang sangat bagus. Hal tersebut tidak lain dan tidak bukan untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memperoleh berbagai ilmu pengetahuan.
Tujuan utama adanya perpustakaan dengan fasilitas yang maksimal ini tentunya untuk meningkatkan literasi masyarakat. Akan tetapi, literasi masyarakat memang manjadi momok utama dalam perkembangan suatu bangsa.
Naasnya, budaya literasi di Indonesia masih sangat rendah. Tengok saja, beberapa penilitian yang memberikan gambaran tentang literasi kita.
Menurut penelitian dari Program for International Student Assessment (PISA) rilisan Organisation for Economic Co-Operation and Develompent (OECD) tahun 2015, Indonesia berada pada peringkat 62 dari 70 negara yang disurvei (bukan 72 karena 2 negara Malaysia dan Kazakhhstan tidak memenuhi kualifikasi penelitian).
Skor Indonesia untuk sains adalah 403 (dari skor rata-rata 493), untuk membaca 397 (dari skor rata-rata 493), dan untuk matematika 386 9dari skor rata-rata 490) (PISA Indonesia, online).
Sedangkan menurut 'World's Most Literate Nations' yang diumumkan pada Maret 2016, produk dari Central Connecticut State University (CCSU), menempatkan Indonesia berada di urutan 60 dari 61 yang disurvei. Indonesia masih unggul satu tingkat yaitu dari negara Botswana yang menduduki urutan 61.
Literasi masyarakat Indonesia yang rendah menjadi pekerjaan rumah besar bagi dunia perpustakaan. Pekerjaan rumah yang perlu menjadi fokus utama karena sumber daya manusia unggul juga tidak terlepas dari budaya literasi yang tinggi. Sumber daya manusia unggul akan memberikan kemudahan bagi bangsa ini untuk maju dan membangun peradaban bangsa.
Sumber daya unggul tentunya memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam. Pengetahuan tersebut digunakan sebagai modal untuk produktif dalam aksi yang nyata membangun negara.