Barito Kuala, 08 Agustus 2024 — Stunting, atau gangguan pertumbuhan pada anak, merupakan isu kesehatan serius yang dapat mempengaruhi masa depan generasi muda. Untuk menanggulangi permasalahan ini, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dan lembaga terkait. Stunting merupakan masalah kesehatan serius yang berdampak jangka panjang pada perkembangan fisik dan kognitif anak. Menurut data dari berbagai lembaga kesehatan, prevalensi stunting di Indonesia masih tinggi, terutama di daerah dengan akses terbatas terhadap layanan kesehatan dan pendidikan.
Pola asuh yang baik berperan penting dalam pencegahan stunting. Orang tua dan pengasuh memiliki tanggung jawab untuk menyediakan nutrisi yang cukup dan memastikan anak mendapatkan perawatan yang diperlukan. Pendidikan tentang pentingnya makanan bergizi, seperti sayuran, buah-buahan, dan protein, harus disosialisasikan agar orang tua dapat membuat pilihan yang tepat dalam memberikan makanan kepada anak.
Perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS) juga menjadi faktor kunci dalam pencegahan stunting. Praktik kebersihan yang baik, seperti mencuci tangan sebelum makan dan menjaga sanitasi lingkungan, dapat mencegah infeksi yang dapat mengganggu penyerapan nutrisi. Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya PHBS, diharapkan angka stunting dapat menurun.
Acara sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya pola asuh yang baik serta perilaku hidup sehat dan bersih. Karena stunting bukan hanya masalah kekurangan gizi, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor pola asuh dan sanitasi lingkungan.
Acara sosialisasi ini telah digelar oleh mahasiswi KKN Desa Sampurna dari Universitas Muhammadiyah Banjarmasin yang bernama Ariana Wahdata Syam Maharani Puteri pada hari Selasa, 06 Agustus 2024 di PUSTU Desa Sampurna, Kabupaten Barito Kuala, yang dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk tenaga kesehatan, pendidik, dan masyarakat setempat, dan pada hari Kamis, 08 Agustus 2024 yang digelar dirumah salah satu warga Desa Sampurna pada acara pengajian laki-laki.
Untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi ini, pertama-tama dilakukan perencanaan yang melibatkan identifikasi kelompok sasaran seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan orang tua dengan balita. Materi sosialisasi yang berisi informasi tentang stunting, pola asuh yang tepat, serta perilaku hidup sehat dan bersih disiapkan dengan cermat.
Selanjutnya, kegiatan dijadwalkan dan dikoordinasikan dengan pihak terkait seperti posyandu. Dalam tahap persiapan, agenda kegiatan disusun dengan mencakup pembagian leaflet, topik yang akan dibahas dan sesi tanya jawab. Pemberitahuan kepada peserta disebarkan melalui saluran komunikasi lokal seperti tokoh masyarakat.
Pada hari pelaksanaan, kegiatan dimulai dengan pembukaan dan perkenalan, diikuti dengan penyampaian materi tentang stunting, pola asuh yang baik, dan perilaku hidup sehat. Setelah itu, dilakukan diskusi interaktif di mana peserta dapat bertanya dan berbagi pengalaman.
Setelah sosialisasi selesai, peserta diminta memberikan umpan balik melalui kuesioner untuk mengukur pemahaman mereka. Hasil dari kegiatan ini dievaluasi untuk mengetahui keberhasilannya dan menentukan langkah tindak lanjut yang diperlukan. Kegiatan diakhiri dengan pembagian souvenir berupa botol minum dan penyampaian ucapan terima kasih kepada semua peserta dan pihak yang terlibat.
Kegiatan sosialisasi pencegahan stunting dilakukan dengan melibatkan 23 responden yang mengisi kuisioner. Berikut adalah hasil analisis dari data kuisioner yang dikumpulkan :
- Jumlah Responden: 23 orang
- Nilai dan persentase:Â
- 9 orang dengan nilai 80 = 39,13%
- 11 orang dengan nilai 60 = 47,83%
- 3 orang dengan nilai 40 = 13,04%