Di luar Draft tersebut seakan-kan fungsi RT dan RW hanya sebagai jabatan fungsional yang tugasnya hanya tanda tangan surat administrasi itu pun kalau mereka sedang malas ngurusi warganya, karena di banyak tempat pemangku jabatan di Rukun Warga juga merupakan salah satu kelompok pembuat onar, terlebih lagi mereka juga takut menegur dan tidak mau mengurusi urusan warganya karena merasa “semua akan damai pada waktunya”. Toh dari awal pemilihan RT dan RW hanya formalitas saja dan tidak ada induksi tentang penanganan konflik warganya sendiri.
Jadi bisa dibilang ini merupakan salah satu Draft yang terlalu dipaksakan untuk mengejar sesuatu yang ditutupi. Lagipula sejak kapan Negara dan Polisi repot-repot ikut campur masalah yang selalu mereka anggap sepele kecuali kasus yang melibatkan instansi mereka sendiri?
Jadi memang belum ada solusi untuk menegakkan hukum tentang kebisingan yang mengganggu ketenangan tetangga lain dan pemerintah tidak akan pernah mengerti hal itu, lha wong rumah mereka saja komplek dengan satpam yang jam setelah magrib sepi sekali, lagipula orang kaya mana yang malam-malam anaknya keliaran teriak-teriak dan bapak-bapaknya karaoke di pos satpam sambil memanggil LC dan minum miras sampai subuh selimutan sarung?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI