Perkembangan minat baca dan kemampuan membaca masyarakat Indonesia berada dalam situasi yang sangat mengkhawatirkan. Menurut data statistik dari United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO), Indonesia menempati peringkat 60 dari total 61 negara dengan tingkat literasi yang rendah.
Terutama di kalangan masyarakat dan khususnya anak-anak, masalah ini semakin meruncing. Banyak anak-anak Indonesia yang masih belum menyadari betapa pentingnya membaca. Hal ini menjadi perhatian karena anak-anak adalah generasi penerus yang diharapkan dapat mengangkat martabat negara. Mereka harus memiliki kemampuan berpikir kritis dan wawasan yang luas agar mampu bersaing tidak hanya dengan daerah sekitar, tetapi juga dengan negara-negara lain.
Mahasiswa KKNT-Inovasi IPB 2023 melakukan observasi ke sekolah MI Babakan Pari dan menemukan bahwa rata-rata siswa/I MI Babakan Pari memiliki tingkat literasi yang cukup rendah, seperti yang dikemukaan kepala sekolah MI Babakan Pari “Minat baca siswa/I disini masih terbilang cukup rendah karena anak-anak lebih senang bermain gadget untuk bermain game dibandingkan membaca, bahkan ada beberapa anak yang diluluskan bersyarat karena belum bisa membaca”.
Menanggapi persoalan tersebut, mahasiswa KKNT-I IPB berkolaborasi dengan pihak sekolah untuk melaksanakan program kerja Pojok Literasi guna meningkatkan kemampuan literasi dan minat baca siswa/I di MI Babakan Pari. Kegiatan ini mendapat respon positif dari pihak sekolah.
“Saya sangat senang dan setuju sekali ada kakak kakak mahasiswa yang mau membantu meningkatkan minat baca dan membuat pojok baca disini, karena memang dari pihak sekolah sudah berniat membuat dari lama namun belum bisa terealisasikan” Ujar kepala sekolah MI Babakan Pari.
Program kerja dilaksakan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama pada tanggal 18 Juli 2023 diisi dengan pre-test, pemberian materi mengenai pentingnya literasi, pembacaan cerita oleh mahasiswa KKNT-I IPB, sesi diskusi, dan games.
Pertemuan kedua diisi dengan pembacaan hasil cerita, post test, dan games. Siswa/I terlihat sangat antusias saat diberi kesempatan untuk membaca buku yang telah disediakan dan dapat memyampaikan hasil bacaannya secara baik. Hasil post test siswa/I menggambarkan keberhasilan program pojok baca dikarenakan 80% siswa/I dapat menjawab soal mengenai literasi dengan baik dan benar.
Para mahasiswa mendapat apresiasi sebesar-besarnya dari pihak sekolah karena turut serta ikut membantu meningkatkan minat literasi siswa melalui program literasi. Program pojok literasi diharapkan dapat dilanjutkan oleh pihak sekolah dengan pembuatan pojok baca dibuat secara merata ke seluruh kelas dan membiasakan membaca minimal 10 menit sehari sebelum Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).