Mohon tunggu...
Abdulwahid Saraha
Abdulwahid Saraha Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Anak gunung Kie Matubu Tidore yang selalu berusaha menjadi lebih baik dalam segala aktivitas keseharian...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pelajaran dari Jogja

23 Februari 2012   02:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:18 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada waktu ditugasi menemani bos untuk melaksanakan kegiatan kedinasan di Kota Jogjakarta beberapa waktu lalu, saya mengalami suatu kejadian yang menurutku agak aneh.Saat itu saya berdua bosku nginap di sebuah penginapan di Jalan Sosrowijayan.Kisah bermula pada hari kedua kami di Jogja.Ketika matahari agak condong ke barat, saya keluar dari penginapan dan berjalan sendirian menyusuri jalan sosrowijayan dengan tujuan Malioboro.Hanya mengenakan celana pendek bermotif batik yang kubelikan kemarin.Pakai kaos juga tentunya yang bermotif sama, batik khasJogjakarta.

Belum berselang jauh kakiku melangkah, saya melihat ada seorang cowok,berjenis kelamin laki-laki tentunya, menatap kearahku sambil senyum. Dia menunjukkan ekspresi seakan kenal dengan saya.Sayapun spontan melemparkan senyuman kepadanya.Bukan melempar batu lho. Sambil kakiku terus melangkah danmengingat-ingat siapa ya orang yang SKSD alias Sok Kenal Sok Dekat sama saya tadi.Ciri-ciri orangnya, rambut cepak, kulitnyasawo matang, body lumayan atletis.

Sayapun berupaya melupakan bayangan orang tadidan berjalan terus, sampai akhirnya saya mampir di sebuah toko yang menjual kaos dagadu dan pakaian batik.Ketika saya lagi serius memilih-milih pakaian untuk ole-ole, tiba-tiba orang tadi ada di sampingku melihat-lihatbarang juga.Ketika posisi kami bersampingan, tiba-tiba dia mengambil sebuah kaos dan menanyakan ke saya, “ bagus ga kaos ini mas ? ”.Saya yang lagi serius melihat-lihat barang yang mau dibeli, menjawab sekenanya saja, “ ya bagus juga”. Akhirnya kami berdua terlibat obrolan di dalam toko tersebut. Entah kenapa, kami berdua langsungakrab.Kamipun keluar dari toko tersebut bersamaan.Ketika keluar, dia menawarkan saya untuk mampir mencicipi gorengan yang dijual di pinggiran jalan.Meski masih kenyang, tapi saya merasa kurang enak menolak tawarannya.Kami berdua pun duduk, sambil ngobrol ngalor ngidul, kenalan, dan ketawa ketiwi sambil cuci mata melihat para bule-bule yang lalu lalang.Bahkan kami berdua sempat saling bertukar nomor HP.

Dari perkenalan singkat tadi, ku ketahui bahwa namanya adalah Ariel. “ Ariel aja tidak pake peterpen” katanya. Asal dari Kediri.Pernah menikah tapi sudah cerai. Punya anak hanya semata wayang.Dia katanya datang ke Jogja hanya untuk mengambil tasnya yang tertinggal di sebuah penginapan di Jalan Sosrowijayan.Dia meminta saya, mampir ke penginapanya.Katanya dia mau balik ke Kediri malam ini, tapi kalau saya mau datang ke penginapananya, dia belum jadi pulang ke Kediri. Melihat situasi seperti ini, naluri itelijenku mulai memberi sinyal bahwa ada hal yang kurang beres pada orang tersebut.Tetapi saya pun berupaya tidak menunjukkan ekspresi aneh, tetapi terus meladeni obrolan dengan dia.Sampai akhirnya, matahari makin tenggelam, saya sampaikan ke dia, bahwa saya mau jalan dulu mencari bosku.Tetapi dia malah menawarkan diri untuk ikut dengan saya.Tetapi dengan alasan yang kubuat-buat, akhirnya dia urung ikut denganku.Saya merasa sedikit lega, terlepas dari si Ariel “ bukan Peterpen ” manusia yang berperilaku rada aneh.

Ketika saya lagi serius mencari tas buat mengisi ole-ole, tiba-tiba HP ku bergetar karena ada nada dering, yang ternyata pas kulihat, hanya sebuah sms.Segera saya membuka sms tersebut.Betapa kaget saya, ketika melihat nama pengirim sms adalah Aril Kediri.Isi smsnya, “ Mohon maaf sebelumnya mas, aku harap mas jangan marah.Jujur aku suka dengan Cowok yang Hitam dan Berbulu kaya mas”.Merinding saya baca smsnya. Langsung saya balas smsnya, “ Boz, salah jalur kayanya kita, saya minta mas hapus saja nomor saya sekarang juga, dan saya hapus nomornya mas, dan anggaplah kita tidak pernah kenal”.Tidak berselang lama, masuk lagi 1 sms tanpa nama, “ Maaf mas, kalau mas merasa tersinggung dengan sms saya tadi.Jujur saya tidak bisa membohongi kata hatiku”.Saya tidak perdulikan sms tersebut dan terus memilih tasdan akhirnya mendapatkan jenis yang sesuai.

Setelah membayar tas, saya balik ke penginapan. Tiba di penginapan, bosku masih belum juga pulang. Akhirnya saya hanya memasukan tas serta belanjaan lain ke kamarku, lantas keluar lagi mencari warnet terdekat untuk sekedar chatingan sama teman-teman.Ketika lagi asyik ngutak-atik mouse komputer, sebuah nada sms masuk ke HPku.Ketika kubuka, lagi-lagi tanpa nama yang kuyakini nomornya Ariel.Pelan-pelan kubuka untuk baca isinya. “ Mas, aku lagi di dalam Bis, mau pulang ke Kediri,Maaf ya kalau sms aku bikin mas tersinggung.Semoga kita tetap berteman”.Langsung saja, saya balas smsnya, “ Oke Bozzzz…Selamat Jalan…… titi diji……! “.Plong rasanya hatiku setelah membalas sms tersebut.Sayalantas mengingat lagi kejadian yang barusan kualami dan berpikir, apa ada yang aneh dengan diriku?. Sampai ada sesama jenis yang menyukaiku. Seandainya kamu berlainan jenis, mungkin bisa jadi lain ceritanya.Saya bersukur mendapatkan pengalaman baru. Terima kasih buat Jogja, Kota ter aman dan damai yang pernah kutemui.Kamu telah memberiku pelajaran berharga bagiku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun