Mohon tunggu...
Avit Hidayat
Avit Hidayat Mohon Tunggu... profesional -

wartawan tanpa perbatasan

Selanjutnya

Tutup

Money

Revolusi Industri Prostitusi, E-Dolly

4 November 2014   04:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:45 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Prof Nur Syam mengakui Dolly tidak bisa ditutup. Hanya mentransformasi diri lebih tertutup dan elegan. Lebih tepatnya, mengontruksikan diri menjadi simbol harmoni di tengah-tengah perbedaan masyarakat. Sekarang pasca penutupan Dolly konvensional lahirlah istilah lain yakni E_Dolly.

Kemudahan ini bisa didapatkan tanpa harus blusukan mencari senter (sentolop) layaknya cara lawas. Meskipun begitu, ada beberapa PSK yang belum mengerti revolusi industri pelacuran di tanah air. Banyak juga PSK di atas usia produktif yang masih mengandalkan cara-cara konvensional.

E_Dolly sendiri bukan hal yang baru di dunia maya. Meski tidak ada situs resmi yang benar-benar menawarkan bisnis prostitusi, namun melalui sosial media, e_dolly sudah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu. Terlebih pasca ditutupnya dolly konvensional, praktis para PSK yang paham akan fungsi sosial media beralih ke cara-cara yang dianggap lebih efektif.

Dengan hanya berselancar di dunia maya seperti akun sosial media Twitter dan Facebook para pengguna e_dolly mendapatkan banyak kemudahan. Seperti slogan di situs jual beli online, 'tinggal klik, deal lalu ketemuan'.

Tidak dipungkiri jaringan E_Dolly ini akan jauh lebih besar ketimbang perputaran uang yang terjadi di kawasan kelurahan Putat Jaya dulu. Artinya pergerakan indutri pelacuran lewat dunia maya ini dianggap lebih efektif untuk menyentuh pasar menengah ke atas.

Terlebih jika para PSK telah mengerti kelebihan dari pasar online. Memanfaatkan ini, tidak dipungkiri jika suatu saat bisnis travel and tour akan menjadi wadah prostitusi secara online. Jaringan-jaringan di daerah akan dimanfaatkan untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan yang sedang menikmati wisata atau kunjungan dan lain sebagainya. Why not?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun