SURABAYA-Siapa yang tahu bahwa bekerja sebagai petugas pasukan kuning (paskun) ternyata penuh resiko. Tidak main-main selain sering terkena paku, sejumlah paskun bahkan mengaku sering diserempet pengendara motor yang ugal-ugalan di setiap akhir pekan.
___________
Diakui oleh Pengawas Petugas Sapu Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya, Eko Irianto setiap akhir pekan pihaknya mendapatkan laporan bahwa anggotanya diserempet pengendara sepeda motor.
“Hampir setiap Minggu pagi pasti ada anggota kami yang tertabrak sepeda motor. Rata-rata yang menabrak itu pengendara mabuk yang ugal-ugalan sepulang dari diskotek,” terangnya kepada enciety.co sesaat setelah mengisi Perspektif Dialogue di Radio Suara Surabaya, Jumat (19/9/2014).
Padahal diakui oleh Eko, setiap petugasnya selalu dibekali pengaman tanda rambu-rambu dan rompi bewarna orange penanda pasukan kuning (paskun) sedang bekerja. Namun, karena banyaknya pengendara yang ugal-ugalan di pagi hari, bahkan tidak jarang anggota Eko yang sampai tertabrak motor.
“Petugas kami setiap bekerja menyapu jalan kan sudah dipinggir. Tapi tetap saja ditabrak oleh pengendara yang ugal-ugalan,” keluh Eko.
Meski begitu, syukurnya dari puluhan anggotanya yang tertabrak, tidak sampai mengalami luka yang serius. “Tidak ada yang sampai parah. Biasanya ya lecet-lecet gitu,” ungkapnya.
Pria yang membawahi 106 anggota paskun di kawasan Surabaya Pusat itu bahkan menandai sejumlah titik yang sering digunakan untuk adu-balap para pengendara yang mabuk. Di antaranya sepanjang jalan Gemblongan dan sepanjang Keramat Gantung Surabaya.
“Untuk itu kami juga mengimbau agar setiap petugas paskun yang menyapu di sepanjang jalan tersebut waspada. Terlebih saat pagi, di mana suasana jalan masih lengang,” tambahnya.
Di satu sisi, diakui oleh satu di antara petugas Paskun Kota Surabaya, D. Darmono (54) meski pihaknya tidak pernah diserempet pengendara motor saat bertugas. Namun Darmono tetap ketir-ketir saat melihat rekan-rekannya yang bernasib nahas.
“Ya kami berdoa saja, agar tetap dilindungi oleh yang maha kuasa. Karena dari cerita teman-teman banyak yang mengaku diserempet,” bebernya.
Namun Darmono tetap mensyukuri dengan pekerjaan yang didapatkannya saat ini. Selain dijamin dijamin dengan kartu kesehatan dari BPJS, Darmono juga mendapatkan gaji yang telah sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR) Surabaya.
Sementara itu, menanggapi kesaksian Eko dan Darmono dalam perjuangannya membuat Surabaya bersih dan indah ditanggapi oleh satu di antara pendengar Radio Suara Surabaya, Rahmadi bahwa pihaknya mengapresiasi dengan apa yang dilakukan petugas Paskun selama ini.
“Karena mereka, kita bisa merasakan apa yang surabaya dambakan selama ini. Mulai dari tamannya yang indah, jalannya yang bersih, hingga mendapat berbagai pengharagaan. Ini tidak terlepas dari peran serta para pejuang Paskun. Ke depannya, saya harap teman-teman DKP agar dijaga oleh petugas lain saat bertugas,” sarannya.