Mohon tunggu...
Atikah Djunaedi
Atikah Djunaedi Mohon Tunggu... Guru - Freelance Translator | Certified German Teacher |

Ich schreibe was ich schreiben moechte.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Haruskah Penulisan Skripsi Dihilangkan?

3 Mei 2016   15:01 Diperbarui: 3 Mei 2016   15:04 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sejak kemarin berita mengenai dibunuhnya seorang dosen oleh mahasiswanya yang dikarenakan cekcok masalah skripsi, sungguh berita yang menakutkan apalagi bagi orang-orang yang berprofesi sebagai dosen atau guru pada umumnya. Secara tidak langsung , mungkin dosen yang sedikit “killer” atau saklek mungkin sekarang berkeinginan untuk merubah sifatnya . Memang metode atau cara mengajar seseorang tidak bisa disamakan , dan cap “killer” atau tidaknya seorang pengajar tergantung penilaian siswa atau mahasiswa itu sendiri .

Pagi ini, saya buka facebook saya dan menemukan postingan tentang suatu seruan atau lebih bijaknya sebagai sebuah saran agar penulisan Skripsi untuk jenjang S1 dihilangkan saja , karena menurut yang posting, dinegara maju seperti Australia dan New Zealand pun tidak ada istilah “Skripsi”. Dan komentarpun bermacam-macam tentunya , ada yang pro dan kontra. Seorang komentator menulis bahwa dia juga tidak tahu apa kegunaan dari SKRIPSI itu, padahal dia alumni sebuah Universitas yang notabene pernah menulis Skripsi (mungkin?) dan ada juga yang mengatakan bahwa banyak yang menjiplak Skripsi atau bahkan membeli, untuk hal ini saya lebih berpendapat tergantung kepada niat mereka kuliah . Tidak muluk-muluk dan tidak sok idealis, harusnya semua orang masuk ke perguruan tinggi dan mengenyam pendidikan tinggi untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan seorang dosen saya pernah bicara, bahwa minimal kita bisa memperbaiki pola pikir! (pasti ada bilang, koruptor juga berpendidikan tinggi hehehe…ya itu kembali ke “moral” mereka)

Dahulu, di Universitas tempat saya belajar juga sudah memberikan 2 opsi, apakah mahasiwa mau ambil jalur penulisan skripsi atau tidak , bagi yang tidak mengambil jalur skripsi ada penambahan SKS dan pada akhir studi mereka membuat sebuah karya tulis tapi tidak seperti skripsi, ya hanya sejenis makalah . Jadi buat mahasiswa yang tidak mau susah membuat skripsi bisa ambil jalur non skripsi.  Pemberlakuan skripsi sebagai opsi itu tergantung kepada kebijakan masing-masing sekolah tinggi/Universitas

Kembali kepada masalah skripsi, sesungguhnya banyak manfaat yang mahasiswa bisa ambil dari penulisan skripsi , dari kesabaran, ketelatenan , kepintaran dan masih banyak lagi ilmu yang didapat. Dengan menulis skripsi, mahasiswa dipaksa untuk lebih banyak membaca literatur , dengan banyak membaca bukankah mereka menjadi tambah pintar?.  Banyak ilmu yang asalnya tidak diperoleh dari jam-jam perkuliahan bisa didapat dari membaca. Dengan menulis skripsi , mahasiswa dituntut untuk bisa membuat sebuah penelitian tentang sebuah fenomena atau masalah dan mencari solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut . Dengan skripsi mahasiswa dituntut untuk berfikir secara runut , sistematis dan ilmiah , yang artinya bisa dipertanggungjawabkan secara keilmuan , dan akhirnya mahasiswa bisa mempresentasikan dan mempertanggungjawabkan hasil penulisan tersebut. 

Atk/03052016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun